Mataram (Suara NTB) – Tensi politik mendekati penepatan maupun kampanye calon semakin meningkat. Potensi kerawanan mulai dipetakan. Peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dinilai penting untuk menetralisir suasana.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Mataram, Zarkasyi menerangkan, mendekati penetapan calon walikota dan wakil walikota serta masa kampanye tensi politik akan semakin meningkat, karena gerakan-gerakan calon tambah masif untuk mulai mensosialisasikan diri kepada masyarakat. Ruang berdialog melibatkan orang banyak secara aturan resmi diperbolehkan. “Dalam konteks kampanye mobilisasi masa sangat tinggi dan intensitas politik tambah naik,” terang Zarkasyi.
Tensi politik yang naik pasti akan memiliki potensi kerawanan. Potensi kerawanan ini kata dia, mulai dipetakan apalagi berkaitan dengan kepentingan tertentu baik itu partai politik, organisasi masyarakat serta masyarakat secara keseluruhan. Menurutnya, salah satu pemicu kerawanan itu muncul adalah perbedaan pilihan. “Kenapa peta kerawanan itu muncul karena bersumber dari perbedaan pilihan,” katanya.
Secara spesifik disampaikan, tingkat kerawanan Pilkada di Kota Mataram sama seperti kontenstasi politik sebelumnya. Pemerintah cukup diuntungkan dengan kondisi masyarakat Kota Mataram yang sudah cukup dewasa menghadapi politik. Selain itu, pemilu dan pilkada merupakan barang biasa dihadapi warga sehingga tidak terlalu terkejut apabila ada riak-riak politik yang muncul. “Kalaupun ada gerakan kecil sebagian memiliki kepentingan tertentu tetapi masyarakat agak sulit terprovokasi atau terbelah,” jelasnya.
Memitigasi kerawanan ini melalui sosialisasi melibatkan masyarakat, partai politik, tokoh agama, tokoh masyarakat termasuk internal pemerintah. Menurutnya, peran toga-toma sangat penting untuk mencairkan suasana ketegangan politik yang terjadi di tengah masyarakat. Oleh karena itu, ia berharap partisipasi toga-toma mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat agar menghargai perbedaan pilihan serta mendorong penyelenggaraan pilkada yang aman dan lancar. (cem)