Mataram (Suara NTB) – Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Mataram, Kota Mataram, menyebutkan, realisasi retribusi dari MWP (Mataram Water Park) saat ini sudah mencapai 80 persen atau Rp8 juta dari target Rp10 juta.
“Dengan melihat realisasi itu, pihaknya optimistis target pendapatan daerah dari retribusi MWP bisa tercapai sampah akhir tahun ini,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Mataram H. Suhartono Toemiran di Mataram, Kamis.
Untuk skala uji coba, lanjutnya, realisasi retribusi MWP sebagai lokasi latihan atlet atau kolam prestasi itu dinilai baik. Apalagi, tahun ini merupakan tahun pertama untuk penarikan retribusi di MWP setelah sekian tahun aset tersebut tidak terkelola maksimal.
Oleh karena itu untuk mengoptimalkan capaian retribusi dari pemanfaatan MWP, pihaknya akan mengusulkan penataan kembali di areal tersebut pada tahun 2025.
Selama ini kolam MWP yang dimanfaatkan maksimal setiap hari adalah kolam utama atau kolam prestasi oleh klub-klub renang dan para atlet. Sedangkan kolam anak-anak sejauh ini pemanfaatannya relatif sedikit.
“Untuk kolam anak ini memang perlu berbaikan agar lebih nyaman dan aman digunakan anak-anak,” katanya.
Salah satunya dengan perbaikan pinggir kolam dan pemasangan pagar pengaman agar anak-anak tidak bermain ke kolam besar atau kolam yang digunakan latihan klub renang.
Karena itu ketika ada permintaan kegiatan berenang anak-anak TK dan SD, Dispora menurunkan petugas untuk melakukan pengawasan dan pengaman ekstra.
“Petugas kami berdiri pada sisi kolam prestasi sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Selain itu, tahun depan pihaknya juga ingin menambah fasilitas permainan “water boom” agar menjadi daya tarik pengunjung.
“Kami juga berencana mengusulkan untuk pembuatan fasilitas pusat kebugaran atau tempat fitnes yang dapat menambah sumber pendapatan daerah baru,” katanya.
Menurutnya, penyediaan fasilitas olahraga di Kota Mataram sebenarnya menjadi salah satu potensi pendapatan daerah yang potensial.
Apalagi Kota Mataram menjadi pusat pelatihan, hal itu dapat dilihat dengan fasilitas-fasilitas olahraga yang dibuka pihak swasta. Para penghobi mau mengeluarkan uang untuk mendapatkan fasilitas tersebut.
“Hanya saja kalau pemerintah yang punya, harganya tentu lebih murah,” katanya.
Untuk itulah, tambah Suhartono, jika Pemerintah Kota Mataram ingin menggali potensi pendapatan daerah dari pusat latihan olahraga, maka pemerintah kota harus bisa menyiapkan sarana dan prasaran yang memadai.
“Kami tentu tidak bisa menarik retribusi begitu saja, tanpa ada peningkatan fasilitas olahraga,” katanya. (ant)