PRESIDEN Komisaris PT Amman Mineral Nusa Tenggara Hilmi Panigoro mengklaim dalam waktu 14 bulan, pihaknya berhasil menyelesaikan konstruksi mega proyek ini lengkap dengan fasilitas di dalamnya. Proyek pembangunan Smelter ini kata Hilmi merupakan tercepat di dunia di jajaran proyek serupa.
“Atas capaian itu, saya ucapkan selamat dan terimakasih kepada seluruh karyawan dan tim yang sudah berkerja keras untuk menyelesaikan proyek ini,” kata Hilmi Panigoro saat memberikan pidato dalam agenda peresmian Smelter Tembaga dan Pemurnian Logam Mulia PT Amman Mineral Internasional Tbk, di Sumbawa Barat, Senin, 23 September 2024.
Hilmi menambahkan, dalam proses pembangunan mesin pemurnian logam ini ada sejumlah tantangan yang dihadapi di lapangan, mulai dari pandemi Covid-19, kenaikan suku bunga pinjaman hingga situasi politik global yang mempersulit pengiriman sejumlah peralatan yang dibutuhkan dalam proyek strategis ini.
“Namun dengan kerja keras, semangat dan kolaborasi, kami berhasil mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia,” ujarnya.
Ia mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara produsen tembaga terbesar dunia dan Amman merupakan salah satu perusahan tambang tembaga terbesar di tanah air. Amman telah bertransformasi menjadi perusahaan tambang yang terintegrasi penuh, mulai dari eksplorasi penambangan, pemprosesan dan mulai tahun ini dilakukan pemurnian melalui smelter.
“Semoga dengan beroperasinya Smleter tembaga ini, posisi Indonesia di rantai pasok tembaga dunia semakin kuat,” katanya.
Hadirnya Smelter Amman ini kata Hilmi juga mendukung pemerintah untuk menciptakan hilirisasi industri mineral dan memperkuat ketahanan industri nasional.
“Kami berharap kita terus memperkuat semangat kolaborasi. Mari kita buktikan melalui proyek ini Indonesia mampu berdikari dalam pengelolaan sumber daya alam,” katanya.
Smelter milik Amman ini berdiri di atas lahan seluas 272 hektare di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB. Fasilitas smelter ini menggunakan teknologi canggih double flash smelting yang menggabungkan proses flash smelting dan flash converting. Produksi katoda tembaga pertama dari fasilitas yang menelan investasi hingga Rp21 triliun tersebut dimulai pada akhir 2024 ini.(ris)