PELAKU seni di Lingsar Lombok Barat (Lobar) menyatakan dukungan terhadap pasangan calon (paslon) nomor 3 Hj. Sumiatun dan Ibnu Salim pada pemilihan kepala daerah tanggal 27 November nanti. Paslon Manis berkomitmen untuk memajukan seni dan budaya lokal dengan menyiapkan program di visi misinya.
Cawabup Nomor 3, Ibnu Salim pada Kamis, 10 Oktober 2024 turun ke Batu Kumbung Kecamatan Lingsar. Mantan Pejabat Sekda Provinsi NTB itu menghadiri syukuran dan peresmian Yayasan Wayang Sasak Jayeng Semare.
Sabtu malam, 12 Oktober 2024, Ibnu Salim kembali turun ke wilayah Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar. Di Karang Bayan, Ibnu bertemu dengan para pelaku seni Gambelan Beleq. Pelaku seni gamelan ini pun menyatakan sikap pilihan mendukung paslon Manis, karena satu-satunya paslon dinilai pro terhadap pengembangan dan pelestarian seni budaya.
Supriadi, salah seorang pengurus yayasan Wayang Sasak Jayeng Semare, Batu Kumbung, Lingsar mengatakan para pelaku seni di Batu Kumbung kompak memberikan dukungan penuh kepada pasangan Manis. “Kami bertekad, atas nama pelaku seni dan masyarakat Batu Kumbung menyatakan dengan sesungguhnya mendukung pasangan Manis untuk bisa melenggang ke Giri menang,” ujarnya.
Ia juga mengutarakan langsung harapan yang mewakili masyarakat yang tinggal di kawasan penghasil buah manggis terbesar di Lobar itu. Agar ke depannya, jika pasangan Manis terpilih menjadi pemimpin di Lobar. Peningkatan SDM masyarakat setempat di bidang ekspor buah-buah hasil perkebunan, bisa menjadi perhatian.
Tidak hanya itu, ia juga berharap supaya ke depannya, pelestarian budaya dan kesenian juga turut menjadi program yang harus diperhatikan dengan jelas. Selain potensi buah yang begitu kaya, keragaman seni dan budaya di Lingsar juga disebutnya harus tetap dijaga.
Harapan-harapan itu pun dijawab oleh Ibnu Salim dengan memaparkan visi dan misi, serta program yang dirasa sejalan dengan harapan masyarakat. “Kami akan tetap mempertahankan dan meningkatkan budaya kita. Sehingga bisa menjadi warisan untuk anak cucu kita generasi akan datang,” ungkapnya saat hadir di tengah-tengah masyarakat.
Pelestarian itu disebutnya nanti akan diupayakan melalui pelatihan, supaya budaya setempat bisa tetap eksis. Bahkan bisa ditunjukkan melalui pentas-pentas secara nasional, bahkan bila perlu hingga kancah internasional. Selain kaya akan kebudayaan, potensi besar buah-buahan di kawasan Lingsar juga diakuinya harus ditopang oleh infrastruktur dan SDM yang lebih mempuni ke depannya.
Tak bisa dipungkiri, dia mengakui bahwa Lobar saat ini masih mempunyai persoalan terkait pemenuhan kebutuhan dasar, seperti kesehatan, pendidikan, hingga fasilitas infrastruktur yang masih terbatas. Bahkan, angka putus sekolah di Lobar yang dinilai masih cukup tinggi, sehingga indeks pendidikan Lobar masih relatif rendah, berkisar 72,3 persen.
Ia menilai, ketimpangan fasilitas pendidikan antara di desa dan di kota, ini yang menjadi pemicu terjadinya ketidaksetaraan pelayanan pendidikan. “Sehingga kami (pasangan Manis) terpanggil ingin menuntaskan sejumlah persoalan tersebut. Kami ingin mempersembahkan pengalaman saya di birokrat dan ibu Sumiatun di politik untuk kemajuan daerah,” terang mantan Inspektur Provinsi NTB ini.(her)