spot_img
Jumat, Desember 13, 2024
spot_img
BerandaPENDIDIKANKenalkan Adat dan Budaya Lokal, Pelaku Wisata di Sekotong Diajarkan Bahasa Inggris

Kenalkan Adat dan Budaya Lokal, Pelaku Wisata di Sekotong Diajarkan Bahasa Inggris

Mataram (Suara NTB) –  Program inovasi Mandalika-BIPA untuk Masyarakat Inovatif (Mandalika-Bumi) terus digalakkan oleh Kantor Bahasa Provinsi NTB. Sejak tahun 2023, program ini menjadi program inovasi yang menyasar para pelaku atau pegiat wisata dengan sasaran desa wisata. Pada tahun 2024 ini, desa wisata sasaran kegiatan, yaitu Desa Pengantap yang terletak di Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Kegiatan ini melibatkan 20 peserta yang terdiri atas pelaku wisata dan masyarakat umum di Desa Pengantap, pada Kamis, 17 Oktober 2024. Pada kesempatan ini, Ketua Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) BIPA Kantor Bahasa NTB, Zamzam Hariro menuturkan kegiatan Mandalika-Bumi merupakan salah satu wujud kepedulian Kantor Bahasa NTB dalam pemajuan bahasa dan sastra, baik bahasa Indonesia, daerah, maupun asing.

“Kami berupaya turut memajukan ekonomi melalui pariwisata. Salah satu caranya, yaitu dengan mengenalkan adat istiadat, budaya, dan cerita legenda kepada para wisatawan yang datang ke daerah Sekotong, terutama wisatawan asing. Hal ini bagus untuk kita kembangkan. Hal yang perlu kita lakukan adalah membuat wisatawan asing merasa nyaman dan merasakan keramahan kita,” tutur Zamzam.

Ia melanjutkan kegiatan dengan perkenalan dan pengajaran dasar bahasa Inggris sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Praktik juga diberikan seputar pengucapan kosakata dasar dalam bahasa Inggris sebagai bekal untuk percakapan atau komunikasi dasar masyarakat.

“Kami di sini sudah sering kedatangan wisatawan asing. Bahkan, beberapa wisatawan asing menginap cukup lama dan mempelajari kebudayaan lokal di sini,” ungkap Gunawan, salah seorang pegiat budaya dan wisata di Desa Pengantap. Ia juga merupakan salah seorang guru master Revitalisasi Bahasa Daerah tahun 2022.

Zamzam mengungkapkan pengembangan wisata berbasis lokal merupakan materi yang harus digarap dan dilaksanakan bersama. Selama tiga hari ke depan, pengajaran bahasa Inggris dilakukan berbasis kearifan lokal dengan mengunjungi berbagai lokasi wisata yang digarap oleh masyarakat setempat.

Tidak hanya itu, pada kegiatan ini, Gunawan juga menceritakan berbagai kisah di balik penamaan lokasi wisata yang ada di Sekotong, mulai dari sejarah Gili Kere, cerita lokal Inaq Butuh dan Amaq Butuh, kisah Gunung Langit, dan beberapa kisah lainnya. Rencana ke depannya, kisah ini akan diangkat ke dalam bentuk buku cerita sebagai salah satu penunjang wisata di Desa Pengantap. (ron)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO