spot_img
Senin, Desember 2, 2024
spot_img
BerandaNTBInilah Strategi Distanbun NTB Dorong Produksi Petani Tetap Berjalan di Musim Kemarau

Inilah Strategi Distanbun NTB Dorong Produksi Petani Tetap Berjalan di Musim Kemarau

Mataram (Suara NTB) – Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB memiliki strategi untuk membantu petani tetap berproduksi, meskipun di musim kekeringan.

Salah satu strategi itu datang dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perlindungan Tanaman Pertanian (BPTP). Mereka melakukan pembuatan sumur bor. Kedalamannya kurang dari 50 meter di beberapa wilayah NTB.

Antara lain, Lombok Tengah dua lokasi, satu titik di Lombok Barat. Kemudian, Kabupaten Sumbawa Barat dan Sumbawa masing-masing dua lokasi.

“Bima dua titik,” kata Kepala UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pertanian NTB, Baiq Rahmayati kepada wartawan, Selasa, 29 Oktober 2024.

Program penggalian sumur bor dangkal ini bagian dari upaya pemerintah daerah untuk kelompok tani yang akan menghadapi musim kemarau.

“Saat ini baru selesai pembuatan sumur bor. Untuk bantu menghadapi kekeringan,” ungkapnya.

Pembuatan sumur bor tersebut pihaknya prioritaskan bagi kelompok tani di daerah sentra kekeringan, yang biasa panen satu hingga dua kali setiap tahun.

“Diprioritaskan pada lokasi yang minimal satu hingga dua kali panen,” ujarnya.

Lakukan Pelatihan

Strategi lain UPTD BPTP lakukan memberikan pelatihan bagi para petani agar bekerja dengan berbasis tanaman sehat.

“Kita latih mereka, apa saja hama yang biasanya menyerang tanaman mereka. Kita bisa fasilitasi dengan pupuk kompos misalnya,” ujar Baiq Rahmayati.

Ia mengakui, bahwa program ini berasal dari pusat. Termasuk dengan anggarannya. Tidak ada berkaitan dengan keuangan daerah.

“Jadi, ini bagian program rutin dari pusat. Anggaran pusat,” jelasnya.

Untuk di NTB, sambungnya, fokus pada sentra cabai di Lombok Timur. Tujuannya untuk mempertahankan daerah tersebut sebagai penghasil cabai terbesar di NTB.

“Dengan begitu, kita mencegah terjadinya fluktuasi yang tinggi. Karena sentra di NTB adalah cabai di Lombok Timur,” ucapnya.

Di daerah lain, lanjut Rahmayati, pernah dilakukan hal serupa. Seperti petani bawang di wilayah Bima. Karena saat itu, Bima merupakan sentra bawang di NTB.

Namun kini, sudah terbatas dan tidak dilakukan lagi. Menyusul program saat ini hanya terpusat di Lombok Timur saja. (*)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO