Mataram (Suara NTB) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB telah merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten/kota di daerah ini tahun 2024. Secara umum, rata-rata semua dimensi pembentuk IPM mengalami kenaikan, namun peringkat IPM tak banyak berubah.
Misalnya IPM tertinggi di NTB masih menjadi milik Kota Mataram dengan angka sebesar 81,64 poin. Kemudian Kota Bima sebesar 78,91, Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 75,52, Kabupaten Lombok Barat sebesar 72,70, Kabupaten Dompu sebesar 72,59, Kabupaten Sumbawa sebesar 72,36.
Kemudian Kabupaten Lombok Timur sebesar 71,48, Kabupaten Lombok Tengah sebesar 71,19, Kabupaten Bima sebesar 70,99, dan terakhir Kabupaten Lombok Utara sebesar 68,64.
Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan, Kota Mataram dengan angka IPM 81,64 masuk dalam kategori sangat tinggi, karena berada di zona angka 80 ke atas. Selanjutnya Kota Bima dengan IPM 78,91 berada di kategori tinggi.
“IPM Kota Bima mendekati angka 80, dia masuk kategori tinggi. Yang paling rendah adalah IPM Lombok Utara yaitu 68,64. Ini satu-satunya di NTB yang masuk dalam kelompok IPM sedang,” kata Wahyudin akhir pekan kemarin.
Wahyudin mengajak pemerintah daerah, terutama Pemda KLU agar bagaimana caranya bisa keluar dari zona IPM kategori sedang dan kemudian beranjak menuju IPM kategori tinggi dan sangat tinggi. Perlunya KLU menaikkan laju IPM agar bisa segera sejajar dengan kabupaten/kota lainnya yang masuk dalam kategori tinggi.
Untuk diketahui, ada tiga dimensi penyusun IPM yaitu dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat dengan indikator Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH). Kemudian dimensi Pengetahuan dengan indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) serta Rata-rata Lama Sekolah (RLS) serta dimensi Standar Hidup Layak dengan indikator Pengeluaran Riil per Kapita.
Di KLU kata Wahyudin, Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH) paling rendah yaitu 71,52 tahun. Salah satunya diakibatkan oleh angka kematian bayi yang masih tinggi. Sementara UUH Kota Mataram tertinggi yaitu 74,83 tahun.
“Sementara harapan lama-lama sekolah juga KLU paling rendah yaitu 13,02 tahun. Sementara paling tinggi adalah lagi-lagi Kota Mataram 15,68 tahun, kemudian Kota Bima yaitu 15,08 tahun,” katanya.
Adapun rata-rata lama sekolah, KLU juga terlihat paling rendah yaitu 6,40 tahun. Artinya rata-rata lama sekolah warga di KLU baru menginjak bangku SMP kelas 1. Sedangkan rata-rata lama sekolah yaitu Kota Bima 10,95 tahun.
“Kemudian untuk pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan kita lihat Lombok Utara sudah mulai di atas, tak lagi paling rendah. Justru yang paling rendah adalah Kabupaten Bima yaitu 9,4 juta per tahun, sedangkan sementara Lombok Utara sudah 10,27 juta,” terangnya.
Dilihat dari laju pertumbuhan IPM kabupetan/kota di NTB tahun 2024, Wahyudin menjelaskan Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Dompu mengalami peningkatan IPM terbesar pada tahun ini masing-masing 1,17 persen dan 1,14 persen. Sedangkan wilayah yang mengalami peningkatan IPM yang terendah pada tahun 2024 yaitu Kota Mataram, yaitu sebesar 0,60 persen.
“Karena semakin tinggi angka IPM kita, maka lajunya semakin rendah karena bisa dibilang sudah stagnan gitu, karena semuanya sudah di atas. (ris)