Mataram (Suara NTB) – Pemanfaatan fasilitas kolam MWP (Mataram Water Park) di Mataram masih jauh dari kata maksimal. Hal ini terungkap dalam rapat gabungan komisi dengan TAPD yang membahas masalah infrastruktur olahraga. Dalam kesempatan itu Sekretaris Komisi IV DPRD kota Mataram, Nyayu Ernawati, S.Sos., menyoroti MWP yang tidak kunjung dapat dimanfaatkan.
Berbicara dengan intonasi tinggi, Nyayu menyoroti kekurangan panjang kolam MWP sekitar 30 cm yang menghambat penggunaannya untuk kegiatan olahraga. Meskipun fasilitas ini telah dibangun dengan biaya besar, pemanfaatannya masih terbatas.
“Kolam ini sebenarnya luar biasa, namun pembiayaannya yang sudah bertahun-tahun tidak bisa dimaksimalkan karena kekurangan 30 cm pada panjang kolam,” kata Nyayu. Ia menambahkan, kekurangan ini membuat kolam hanya dapat digunakan untuk latihan terbatas dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan rekreasi atau perlombaan yang lebih besar. Bahkan, kolam yang dalam tersebut hanya dapat digunakan oleh atlet renang, sementara masyarakat umum tidak dapat memanfaatkannya.
Salah satu peristiwa yang menggarisbawahi keterbatasan MWP adalah ketika Walikota Mataram terpaksa menyelamatkan seorang anak yang terjatuh ke dalam kolam karena kedalamannya yang sangat dalam dan tidak cocok untuk rekreasi. Kejadian ini semakin mempertegas pentingnya pembenahan dan perpanjangan kolam untuk memenuhi standar olahraga yang lebih luas.
Selain itu, politisi PDI Perjuangan ini menyayangkan anggaran untuk pengembangan fasilitas olahraga dan kepemudaan sangat terbatas. Meskipun anggaran besar diberikan untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebesar Rp3,5 miliar, anggaran untuk sektor kepemudaan masih dianggap minim. “Kami berharap anggaran untuk kepemudaan bisa lebih besar, mengingat pentingnya sektor ini untuk membangun masa depan olahraga di daerah,” ungkapnya.
Dengan adanya PON yang akan digelar di Nusa Tenggara Barat, diharapkan agar fasilitas olahraga seperti kolam MWP dapat segera diperbaiki dan dimaksimalkan semakin mendesak. Pembenahan infrastruktur ini dinilai penting agar Mataram bisa memanfaatkan potensi olahraga secara maksimal dan mencetak atlet-atlet berprestasi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dispora Kota Mataram, Ir. H. Suhartono Toemiran, M.Si menyampaikan keberanian lembaganya mengelola fasilitas olahraga seperti MWP, meskipun terdapat berbagai tantangan, terutama terkait kondisi infrastruktur yang ada. Fasilitas MWP sebelumnya dibangun oleh Dinas Pendidikan ketika olahraga masih menjadi bagian dari dinas tersebut, namun kemudian dikelola oleh Dispora setelah pembentukan lembaga tersebut.
“Pada awalnya, tidak ada keberanian untuk mengelola MWP. Namun, setelah keberanian muncul di era Pak Mansur, kami mulai menangani masalah ini meskipun dengan berbagai pertimbangan,” ungkap kepala dinas. Salah satu masalah besar yang dihadapi adalah kondisi kolam renang di MWP yang membutuhkan perhatian serius.
Kolam renang yang memiliki ukuran 3 x 50 x 25 meter tersebut mengalami kendala dalam hal pengelolaan air dan saluran pembuangan. “Kolam ini tidak memiliki saluran pembuangan yang memadai, dan airnya hanya dikelola dengan bahan kimia. Saya pribadi tidak akan pernah mengizinkan anak saya untuk berenang di sana,” tambahnya. Meski demikian, Dispora berusaha untuk memperbaiki kondisi tersebut dan menyediakan akses gratis kepada masyarakat agar mereka dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Ke depan, Dispora berharap ada perpanjangan anggaran dari pusat untuk mendukung pengembangan dan perbaikan fasilitas olahraga, termasuk pembangunan saluran air yang lebih baik. “Kami sudah mengundang klub-klub olahraga untuk memanfaatkan fasilitas ini, namun jika tidak ada dukungan anggaran, kami akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang lebih baik,” ujarnya.
Kepala dinas juga menjelaskan bahwa meskipun sudah ada upaya untuk membangun saluran air baru dengan memanfaatkan sumber air di sekitar lokasi, tantangan terkait kualitas air dan PH yang tinggi dari sumur bor yang pertama kali dibangun masih menjadi masalah. “Kami sudah berusaha untuk mengatasi ini, tetapi tanpa anggaran yang memadai, solusi jangka panjang sulit dicapai,” tutupnya.
Ke depannya, Dispora berharap pemerintah pusat dapat segera memberikan bantuan anggaran untuk meningkatkan kualitas fasilitas olahraga di Jakarta, terutama dalam mendukung pengembangan prestasi anak-anak melalui sarana olahraga yang lebih baik. (fit)