spot_img
Sabtu, Desember 14, 2024
spot_img
BerandaNTBBEM UNRAM Laporkan Ketua DPRD NTB ke Polisi

BEM UNRAM Laporkan Ketua DPRD NTB ke Polisi

Mataram (Suara NTB) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mataram laporkan ketua DPRD NTB ke Polda NTB atas dugaan penyebaran fitnah.

Presiden Mahasiswa Universitas Mataram, Herianto mengatakan pelaporan ini atas dasar pencemaran nama baik mahasiswa yang dilakukan oleh ketua DPRD NTB.

Yang mana ketua DPRD dikatakan memfitnah mahasiswa telah melakukan pelecehan kepada Polwan pada aksi kawal putusan MK 23 Agustus 2024 lalu.

Laporan terhadap ketua DPRD NTB ini dilayangkan ke Ditreskrimum Polda NTB pada Senin, 19 November 2024 kemarin atas dugaan tindak pidana fitnah dengan mencemarkan nama baik sebagaimana diatur dalam Pasal 311 ayat (1) KUHP.

Heri mengatakan, meski ada ketimpangan antara pelapor dengan terduga yang dilaporkan. Ia berharap Kapolda NTB mengatensi kasus pelaporan mahasiswa ini. Oleh karenanya, pihaknya bersama dengan rakyat NTB melawan akan mengawal kasus ini agar ditindak lanjuti oleh polisi.

“Besar harapan kepada Bapak Kapolda NTB Irjen Pol Hadi Gunawan mengatensi laporan ini dengan segera memanggil dan memeriksa saksi-saksi termasuk Terlapor, meski disadari ada relasi yang timpang antara Pelapor yang merupakan Mahasiwa bagian dari rakyat biasa sedangkan Terlapor merupakan Ketua Dewan, namun Mahasiswa dan Rakyat NTB bahkan  Nasional akan mengawasi secara serius bagaimana kinerja Bapak Kapolda dalam menangani kasus ini,” ujarnya dalam laporan resmi, Rabu, 20 November 2024.

Tim Pembela Aliansi Rakyat NTB Melawan, Yan Magandar Putra mengatakan laporan terhadap ketua DPRD NTB ini atas dasar tidak adanya respon baik dari pihak DPRD dalam memberikan penjelasan kepada publik terkait dengan fitnah yang dilayangkan kepada mahasiswa.

“Laporan ini terpaksa dan opsi terkahir, mengingat sudah 7 hari lewat dari 3 hari batas Somasi oleh BEM UNRAM kepada Ketua DPRD NTB yang diterima tanggal 12 November 2024 tidak ditanggapi sama sekali untuk melakukan klarifikasi secara terbuka dan jelas kepada publik,” ujarnya.

Ia menyatakan, dari 16 mahasiswa yang dilaporkan dan enam mahasiswa yang telah ditetapkan sebagai tersangka atas pengrusakan gerbang DPRD NTB bagian selatan, tidak ada yang pernah melakukan pelecehan kepada Polwan seperti apa yang telah dituduhkan ketua DPRD.

Sehingga menurutnya, sebagai seorang ketua parlemen sekaligus alumni Ketua IKA Unram seharusnya Isvie tidak menyebarkan hoax dan tuduhan tidak berdasar kepada mahasiswa.

“Perbuatan fitnah ini sangat tidak patut dilakukan oleh Ketua Dewan apalagi Terlapor adalah Ketua Ikatan Alumni Universitas Mataram (IKA UNRAM). Bukan tidak mungkin akan ada gerakan mosi tidak percaya dan pencopotan Ketua IKA UNRAM dari dari seluruh alumni UNRAM buntut dari nafsu ingin memenjarakan 6 mahasiwa yang 5 diantaranya Mahasiwa UNRAM dan fitnah terhadap Mahasiswa UNRAM melakukan pelecehan seksual ketika aksi demonstrasi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD Provinsi NTB, Hj. Baiq Isvie Rupaeda, S.H., M.H., mengatakan, sebagai seorang Perempuan, pihaknya merasa miris mengetahui bahwa beberapa Polwan yang berjaga pada saat aksi demonstrasi malah mengalami pelecehan seksual dari dari oknum yang melaksanakan aksi.

“Perlakuan mahasiswa yang demo itu terhadap Polwan, jadi atas nama pribadi dan lembaga, saya mengutuk keras demo yang tidak beretika yang dilakukan oleh oknum tertentu,” ujarnya, Selasa, 27 Agustus 2024.

Ia menegaskan bahwa tindakan demonstran tersebut harus diproses secara hukum. Apalagi perlakuan tersebut dilakukan di depan gedung DPRD, yang mana kantor kerja Isvie, sehingga pihaknya merasa tidak terima dengan aksi pelecehan yang dilakukan oleh oknum tersebut.

“Saya punya kewajiban melindungi Perempuan. Kalau ditempat saya terjadi seperti itu maka saya ikut mengutuk keras dan turut bertanggung jawab terhadap hal itu. Makanya kita meminta kepolisian untuk mengusut tuntas agar tidak terulang kembali persoalan-persoalan seperti itu,” lanjutnya.

Ketua DPRD dari fraksi Golkar ini mengatakan tindakan pelecehan yang dilakukan oleh pendemo tersebut tidak masuk dalam akal sehatnya. Apalagi para pendemo tersebut berasal dari kaum terpelajar.

“Mahasiswa yang memiliki kecerdasan yang berbeda dari orang lain, kaum intelek, kaum yang potensi masa depan luar biasa, kenapa melakukan hal-hal yang sangat tidak beretika,” sambungnya. (era)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO