spot_img
Selasa, Desember 3, 2024
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMLulusan SMK Penyumbang Pengangguran Tertinggi di Mataram

Lulusan SMK Penyumbang Pengangguran Tertinggi di Mataram

Mataram (Suara NTB) – Angka pengangguran di Kota Mataram mengalami peningkatan dari sebelumnya 4,78 persen menjadi di tahun 2023 menjadi 4,85 persen atau bertambah sekira 870. Lulusan sekolah menengah kejujuran disinyalir menjadi penyumbang tertinggi angka penganggaran terbuka.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, H. Rudi Suryawan ditemui pada, Kamis, 21 November 2024 menjelaskan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Mataram bahwa tingkat pengangguran terbuka di Kota Mataram mengalami peningkatan dari sebelumnya 4,78 persen menjadi 4,85 persen atau bertambah sekitar 870 orang. Tetapi angkatan kerja justru naik sekitar 15.000 orang dari 220 ribu menjadi 235 ribu. “Angka pengangguran naik justru angkatan kerja kita naik,” terang Rudi.

Minimnya lapangan pekerjaan di kawasan perkotaan justru menjadi tantangan pemerintah. Angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lulusan. Rudi mengakui, lulusan sekolah menengah kejuruan menjadi penyumbang terbesar bertambahnya tingkat pengangguran terbuka. Lulusan SMK/SMA selama setahun mencapai 6.000 orang, namun tidak secara signifikan disebutkan jumlah persentasenya karena data tidak dirilis oleh Badan Pusat Statistik. “Jadi dimana-mana kota atau daerah selalu tidak sebanding antara angkatan kerja dengan jumlah lapangan pekerja,” jelasnya.

Persoalan ini semestinya menjadi pertimbangan bagi masyarakat terutama generasi muda untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Mantan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Mataram menegaskan, pemerintah sebenarnya tidak habis-habis meluncurkan program untuk menekan angka pengangguran. Diantaranya, Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM serta Dinas Perdagangan Kota Mataram mengintervensi melalui peningkatan kapasitas, pemberian modal usaha, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, minimnya lowongan pekerjaan menjadi masalah utama sehingga angka pengangguran terus mengalami peningkatan. “Jadi persoalannya adalah ketersediaan lowongan pekerjaan. Kalau pemerintah gotong royong menekan permasalah sosial tersebut,” demikian kata Rudi. (cem)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO