Selong (Suara NTB) – Jumlah penduduk yang lanjut usia (Lansia) di NTB terus meningkat. Khusus di Lombok Timur (Lotim) saja jumlahnya mencapai 90 ribu lebih. Para lansia ini butuh perhatian supaya tidak jadi persoalan ke depan.
Demikian dikemukakan Plt. Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi NTB, Dr. H. Lalu Makripudin kepada Suara NTB di Kantor Bupati Lotim, Senin, 25 November 2024.
Ia mengatakan Indonesia saat ini memasuki jumlah populasi penduduk lansia akan meningkat, di mana tahun 2024 ini diperkirakan meningkat sampai 10 persen lebih dan tahun 2025 diperkirakan mencapai sekitar 20 persen lebih. Di samping itu, penduduk lansia saat ini mengalami berbagai permasalahan khususnya pada kemiskinan.
Menurutnya, lansia ini rentan jatuh miskin, karena tidak memiliki tabungan, karena saat ini lansia yang memiliki tabungan hari tua hanya 14 persen saja. Kemudian dari sisi kesehatan 50 persennya bermasalah dan 25 persennya butuh perawatan.
Permasalahan yang dihadapi lansia tentunya bukan dianggap sebagai hal biasa saja, melainkan harus ada upaya untuk mengatasi permasalahannya. Diungkapkannya, lansia itu juga harus memiliki prinsip bahwa hidup harus tetap semangat dengan beraktivitas seperti olahraga dan sekolah.
Melalui sekolah lansia itu sebagai wadah untuk bertukar pikiran dan silaturahmi, sehingga mereka akan menjadi semangat dan itu menumbuhkan keceriaan pada mereka serta kondisi kesehatan dapat lebih baik.
Jumlah kelas lansia sendiri di NTB masih sangat minim, hanya sebanyak 11 sekolah saja. Sementara wisuda sekolah lansia yang di Lotim merupakan wisuda yang ke delapan dan pada sekolah lain diperkirakan dapat diwisuda pada akhir tahun 2024 ini.
Makripudin berharap sekolah lansia ini dapat terus berjalan dan dapat dukungan dari pemerintah, bahkan dapat dibentuk di setiap kecamatan yang ada untuk mempermudah akses pendidikan dan menyentuh para lansia yang ada di berbagai wilayah. (rus)