Mataram (Suara NTB) – Para eksportir di Nusa Tenggara Barat terus didorong untuk memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI). Potensi ekspor NTB, yang mencakup produk-produk unggulan seperti vanili, mutiara, kopi, manggis, dan kerajinan tangan, dipandang sangat besar. Meskipun demikian, eksportir masih menghadapi sejumlah kendala, termasuk terbatasnya akses terhadap fasilitas pendukung.
Hal ini menjadi perhatian utama dalam kunjungan Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Dyah Roro Esti, yang bertemu dengan para pelaku ekspor NTB di NTB Mall, Jumat, 13 Desember 2024. Dalam pertemuan tersebut, Dyah Roro Esti menegaskan bahwa Kemendag RI memiliki berbagai fasilitas strategis yang dapat membantu eksportir mengatasi tantangan yang ada.
“Kementerian Perdagangan menyediakan banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan, seperti Inatrade, jaringan dengan atase perdagangan lintas negara, serta Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang tersebar di 40 kantor di berbagai negara. Mudah-mudahan fasilitas ini dapat dioptimalkan oleh para eksportir,” ujar Dyah Roro Esti.
Wakil Menteri Perdagangan tersebut didampingi oleh Pj. Gubernur NTB, Mayjen Hassanudin, Kepala Dinas Perdagangan NTB Baiq. Nelly Yuniarti, dan Anggota DPD RI, Evi Apita Maya.
Dalam kesempatan tersebut, Wamendag juga kembali menjelaskan berbagai fasilitas yang dapat mendukung eksportir, di antaranya:
Inatrade: Platform digital yang mempermudah pengurusan dokumen ekspor.
Jaringan Atase Perdagangan: Hubungan dengan perwakilan perdagangan di berbagai negara yang membantu membuka akses pasar internasional.
ITPC: Pusat promosi perdagangan Indonesia yang berfungsi mengenalkan produk-produk lokal ke pasar global.
Dyah Roro Esti berharap fasilitas-fasilitas tersebut dapat berkontribusi pada peningkatan volume ekspor NTB, yang dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
“Pertemuan ini diharapkan dapat memberikan solusi konkret bagi eksportir di NTB dan mendorong mereka untuk memperluas pasarnya,” tambahnya.
NTB memiliki potensi ekspor besar, terutama di sektor pertanian, perikanan, dan pertambangan. Produk seperti kopi dan manggis dari NTB telah banyak diminati di pasar global berkat kualitasnya yang tinggi. Selain itu, kerajinan lokal juga memiliki daya tarik tersendiri di pasar ekspor.
Namun, tantangan logistik, termasuk optimalisasi tol laut, masih menjadi isu yang perlu diatasi. Dalam pertemuan tersebut, Wakil Menteri Perdagangan juga membahas cara meningkatkan efisiensi pelabuhan melalui pemanfaatan tol laut.
“Tadi juga dibahas mengenai tol laut dan bagaimana mengoptimalkan pelabuhan. Kami menampung semua masukan ini secara holistik dan akan kami pertimbangkan di internal Kementerian Perdagangan,” ungkap Dyah Roro Esti.
Dia menegaskan bahwa masukan dari para eksportir akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam perumusan kebijakan. Dengan pendekatan holistik, Kemendag RI berkomitmen mencari solusi terbaik untuk mendukung eksportir NTB. Diharapkan, dengan optimalisasi fasilitas yang ada, eksportir di NTB dapat meningkatkan daya saing produknya di pasar global. (bul)