Mataram (Suara NTB) – Komisi III DPRD Kota Mataram melanjutkan kunker (kunjungan kerja) dalam daerah dengan menyasar proyek tugu Mataram Metro di Lingkar Selatan. Komisi III menyebut proyek tugu Mataram Metro sebagai sumber pemborosan anggaran. Bagaimana tidak, tugu yang diklaim menjadi ikon Kota Mataram ini, sudah empat kali menyedot APBD Kota Mataram.
Ketua Komisi III DPRD kota Mataram, Abd Rachman, SH., meminta OPD teknis segera menyelesaikan pekerjaan terkait tugu Mataram Metro. ‘’Ya dirapikan segeralah. Ini sudah empat kali penganggaran belum final-final. Ini kan terkesan dijadikan sebagai pemborosan gitu lho,’’ ungkapnya kepada wartawan.
Dikatakan Rachman, yang perlu diperhatikan dalam penggunaan APBD setiap tahun adalah perbaikan RTH (Ruang Terbuka Hijau), seperti pada taman di bundaran Mataram Metro yang terletak di pintu masuk Kota Mataram.
Ketua Fraksi Partai Gerindra ini menegaskan Pemerintah harus lebih selektif dalam memilih perencanaan pembangunan agar penggunaan anggaran benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. ‘’Penggunaan anggaran harus benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat Kota Mataram. Sehingga kami tidak pikir-pikir,’’ katanya.
Informasi yang diterima dari Dinas PUPR Kota Mataram, menyebutkan anggaran sebesar Rp900 juta untuk tiga segmen. Namun, biaya tersebut belum termasuk untuk batu andesit. Sehingga totalnya menjadi Rp1,1 miliar.
‘’Ya, mungkin anggaran ini terkesan besar karena ada elemen spesial yang akan ditambahkan, seperti air mancur,’’ kelakarnya. Meskipun sudah empat kali penganggaran, nyatanya masih banyak kebutuhan yang belum terpenuhi. ‘’Seperti lampu-lampu yang tidak efektif karena sering hilang dicuri,’’ cetusnya.
Meskipun itu terjadi, kata mantan Wakil Ketua DPRD Kota Mataram ini, menjadi kewajiban Pemkot adalah untuk menjaga dan merawat aset kota. Masyarakat juga diminta turut berperan dalam menjaga aset-aset Kota Mataram.
Sementara itu kepaka Dinas PUPR Kota Mataram, Lale Widiahning, S.T., mengatakan bahwa tugas pemerintah adalah untuk membangun. Sehingga penilaian bukan hanya dari internal, tetapi juga penilaian eksternal serta pengawasan dari anggota Dewan.
‘’Kami berharap, terutama untuk Komisi 3, dapat lebih memperhatikan infrastruktur yang ada di Kota Mataram,’’ katanya. Dia berharap Komisi 3 dapat membantu dalam hal anggaran. Termasuk mendorong perbaikan infrastruktur di pusat maupun di tingkat provinsi.
Lale menyebutkan, total keseluruhan anggaran untuk penyelesaian tugu Mataram Metro adalah Rp1,1 miliar. Kontrak awalnya Rp950 juta untuk penyelesaian tiga segmen kolam dan tambahan Rp200 juta dalam anggaran perubahan untuk finishing.
Apa yang paling banyak menyedot anggaran? ‘’Sumur bor, mesin, dan pembuatan kolam. Semua itu benar-benar memakan biaya besar. Pompa juga termasuk dalam anggaran tersebut. Meskipun kelihatannya sederhana, namun di lapangan ada banyak komponen yang terlibat,’’ terang Lale.
Menurut Lale, proyek ini sudah berjalan selama empat tahun dalam penataan. Taman di tugu Mataram Metro awalnya merupakan tanah kosong. ‘’Jadi, yang ditata oleh LH hanya bagian pinggirnya saja. Bagian dalam taman ini memang memang belum pernah disentuh atau diperbaiki,’’ pungkasnya. (fit)