KULIAH umum oleh Adi Pranajaya dengan tema “Pemimpin dan Kepemimpinan yang Berkarakter”, dilangsungkan pada Selasa, 25 November 2024 , pukul 08.30-11.00, bertempat di Dome Universitas Mataram (Unram). Kegiatan ini digelar dalam rangka Dies Natalis FKIP Unram ke-43, dengan peserta ratusan mahasiswa FKIP Unram yang akan diyudisium, para alumni, dan sejumlah dosen.
Adi Pranajaya yang juga alumni FKIP Unram angkatan pertama 1981 ini, yang didampingi Prof. Gito Hadiprayitno sebagai moderator, mengawali pembicaraannya dengan mengatakan bahwa kesuksesan bukan produk seketika tapi hasil sebuah proses.
Menurut Adi Pranajaya, saat selesai S-1, tentu bukanlah akhir dari sebuah cita-cita. Tapi adalah fase untuk bersiap-siap mulai bergerak lagi melanjutkan ikhtiar sesuai apa yang dicita-citakan. “Itu semua proses. Dan proses itu artinya kita tidak boleh berhenti bergerak,” kata Adi Pranajaya yang sejak 1987 berkarier sebagai sutradara film dan penulis di Jakarta.
Adi Pranajaya yang sekarang juga Anggota Dewan Perpustakaan DKI Jakarta dan MUI DKI Jakarta Bidang Pembinaan Seni Budaya ini menekankan, jangan takut bila kita terpaksa harus meninggalkan zona nyaman. “Masa-masa muda dengan segala macam tantangan dan daya saing yang luar biasa seperti ini, seseorang justeru harus berani mengambil keputusan. Sikap ini pulalah yang nantinya akan membentuk karakter dalam proses kita selanjutnya,” kata Adi Pranajaya yang mengawali karya film pertamanya dengan judul Perang Sapugara pada 1994.
Saat selesai kuliah S-1 di Mataram dulu, kembali kata Adi Pranajaya, “Sesungguhnya banyak pekerjaan menunggu. Tapi saya bertekat untuk harus ke Jakarta. Saya memiliki mimpi yang berbeda dari teman-teman. Saya butuh lingkungan yang dapat mendukung bagaimana mimpi saya bisa terwujud. Dan itu artinya, ada resiko yang siap saya terima. Yaitu bahwa saya harus memulai segalanya lagi dari nol.”
Tapi ada proses dan tantangan di dalamnya. “Proses dan tantangan ini kalau dihadapi dengan istiqomah maka akan memberikan pengalaman hebat,” kata Adi Pranajaya yang hingga sekarang telah membuat lebih dari 90 film baik cerita, dokumenter, maupun iklan.
Dari situasi inilah lahirnya pemimpin dan kepemimpinan yang berkarakter. Pemimpin, menurut pandangan Adi Pranajaya bukanlah istilah yang kita harapkan diucapkan orang kepada kita. “Tapi adalah sebutan atau panggilan yang sangat mulia sekaligus bentuk penghargaan orang kepada kita. Maka itu sangat berat, sesungguhnya, tanggung jawab yang diemban oleh siapapun yang dipanggil pemimpin,” katanya.
Seseorang yang tumbuh lewat sebuah proses dan matang oleh tantangan-tantangan yang dihadapi, akan membentuk jiwa kepemimpinan yang sangat menghargai waktu, produktif, memiliki sikap rendah hati, dan memperluas sikap kasih sayang antar sesama yang dijalin melalui silaturrahim. Ia juga merasa tidak cukup hanya sebagai motivator, tetapi perlu berempati dan terhubung dengan orang lain agar berhasil.
Seorang pemimpin, kembali kata Adi Pranajaya, sadar bahwa pemimpin bukan sekedar memerintah orang di bawahnya. Tapi akan membantu dirinya sendiri dan orang lain untuk melakukan hal-hal benar. Ia menetapkan arah langkah, membangun visi yang menginspirasi, dan menciptakan sesuatu yang baru.
Ketika masuk pada sesi tanya-jawab, rata-rata peserta bertanya soal pengalaman hidup Adi Pranajaya, dan rahasia sukses dari seorang lulusan FKIP Unram menjadi sineas nasional di Jakarta. Adi Pranajaya kemudian kembali bercerita tentang beberapa pengalamanya selama dalam proses di Jakarta, juga bagaimana berbagai tantangan itu dihadapi.
Sebelum kuliah umum dimulai, panitia penyelenggara Dr. Muh. Mahrus, M.Pd yang juga Wakil Dekan III FKIP Unram memberikan beberapa laporan. Setelah itu kuliah umum dibuka Drs. Lalu Zulkifli, M.Si, Ph.D, Dekan FKIP Unram. (r)