Mataram (Suara NTB) – SMPN 13 Mataram telah mengambil langkah inovatif dalam memanfaatkan tanah kosong di lingkungan sekolah dengan mendirikan greenhouse. Langkah itu sebagai bagian dari program pendidikan berkelanjutan. Inisiatif ini bertujuan memberikan pengalaman belajar yang nyata bagi siswa dalam bidang pertanian dan pelestarian lingkungan.
Kepala SMPN 13 Mataram, H. Ahmad Saehu pada akhir pekan kemarin, mengatakan, tanah kosong yang sebelumnya tidak terawat kini telah diubah menjadi lahan produktif untuk budi daya berbagai jenis tanaman. Proyek ini tidak hanya meningkatkan estetika lingkungan sekolah, tetapi juga memberikan manfaat edukatif bagi siswa.
“Mereka diajarkan cara menanam, merawat, dan memanen tanaman, serta memahami pentingnya keberlanjutan lingkungan,” jelas Saehu.
Sementara itu, Greenhouse di SMPN 13 Mataram didirikan sejak akhir tahun 2020. Ada dua buah greenhouse yang dibuat berfungsi sebagai laboratorium hidup bagi siswa terutama untuk media belajar mata pelajaran IPA dan Prakarya. Di dalamnya, siswa dapat mempelajari teknik budi daya tanaman secara lebih mendalam dan praktis.
“Greenhouse ini juga menjadi tempat bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan bertani dengan metode yang lebih modern dan efisien,” ujar Saehu.
Proyek ini mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah, orang tua siswa, dan komunitas sekitar, bahkan pihak sekolah mendapat dukungan dari Dinas Pertanian berupa pengadaan bibit. Ahmad Saehu menyatakan bahwa program ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta lingkungan dan tanggung jawab sosial di kalangan siswa. “Kami ingin siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga peduli terhadap lingkungan sekitar mereka,” ujarnya.
Manfaat Ekonomis dan Edukatif
Selain manfaat lingkungan, proyek ini juga memberikan nilai ekonomis. Belum lama ini, pihaknya melakukan panen sayur pakcoy yang kesepuluh. Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah sering memanen cabai, terong, tomat, dan tanaman obat.
Hasil panen dari greenhouse belum dijual, masih untuk konsumsi kalangan sendiri. Namun, di sini siswa sudah belajar tentang kewirausahaan dan manajemen pengelolaan pertanian dan hasil pertanian, yang merupakan keterampilan penting untuk masa depan mereka.
“Dengan adanya program ini, SMPN 13 Mataram berharap dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam memanfaatkan lahan kosong dan mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum sekolah,” pungkas Saehu. (ron)