Mataram (Suara NTB) – SMPN 11 Mataram melaksanakan pembagian rapor Semester Ganjil Tahun Ajaran 2024/2025 di SMPN 11 Mataram pada Sabtu, 21 Desember 2024. Setelah menjalani proses pembelajaran selama satu semester, orang tua/wali siswa menerima hasil laporan siswa dalam bentuk rapor. Sambil menunggu antrean mengambil rapor, wali kelas masing-masing kelas memberikan kertas instrumen refleksi orang tua siswa SMPN 11 Mataram ke wali siswa.
Pengisian instrumen refleksi itu jadi kesempatan bagi orang tua/wali siswa untuk mengevaluasi perkembangan akademik anak-anak mereka. Pertanyaan dalam instrumen itu berkaitan dengan pendampingan apa yang sudah orang tua siswa lakukan di rumah. Apakah anak menunjukkan perkembangan dalam nilai spritual khususnya terkait dengan pelajaran agama dan pembiasaan kegiatan iman dan takwa yang diterapkan di sekolah. Bisa juga wali siswa diminta untuk menuliskan harapan yang diinginkan pada anaknya di semester depan atau perubahan positif apa yang ada pada anaknya.
Kepala SMPN 11 Mataram H. Azizudin, mengatakan, bahwa refleksi yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam bentuk penilaian tertulis dan lisan oleh sekolah kepada orang tua murid untuk mengekspresikan kesan konstruksif, pesan, harapan, dan kritik terhadap proses pembelajaran selama satu semester ini.
“Tujuannya untuk memahami respons siswa dan orang tua terhadap pembelajaran, agar guru dapat memahami apa saja kelemahan dan kekurangan pembelajaran yang telah dipresentasikan di kelas. Serta memahami apa saja keperluan dan kemauan dari orang tua agar guru-guru bisa membuat pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran berikutnya,” jelas Azizudin pada Senin, 23 Desember 2024
Pembagian rapor ini bukan hanya sekadar acara administratif. Namun, kata Azizudin, juga menjadi momen penting bagi siswa, orang tua, dan pihak sekolah untuk melihat sejauh mana pencapaian akademik telah diraih.
Orang tua/wali siswa merespons upaya inovatif SMPN 11 Mataram itu. Salah satu wali siswa, Ardes Hardian, menjelaskan, anaknya yang duduk di Kelas 7A dalam perkembangan terkait pemahaman pembelajaran sudah baik. “Kami menyiapkan waktu untuk mendampingi anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru di rumah. Kegiatan Imtak di sekolah berdampak baik terhadap nilai spritual anak, harapan mudahan-mudahan di semester genap nanti lebih baik lagi,” harapnya.
Sementara itu, Nurhidayah orang tua siswa kelas 8A, menjelaskan anaknya sudah mulai belajar malam hari di rumah, meskipun ia harus menyuruh setiap hari. “Makanya perlu ada tugas PR agar anak belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan secara mandiri dan melatih kepercayaan diri supaya terbiasa,” ujarnya. (ron)