CUACA ekstrem masih berlangsung di wilayah NTB. Hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi hingga beberapa hari kedepan. Karena itulah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB meminta agar masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan di bawah areal perbukitan agar meningkatkan kewaspadaannya.
Kalak BPBD Provinsi NTB Ahmadi mengatakan, warga yang tinggal di bantaran sungai berisiko terkena banjir saat air meluap. Begitu juga warga yang tinggal di areal perbukitan berisiko terkena longsoran pada kondisi tertentu, apalagi areal perbukitan yang sudah gundul.
“Permukiman kita ini kan sudah menjurus ke bantaran sungai dan selalu bantaran sungai ini tergenang, itu kondisinya. Kemudian, sungai-sungai kita juga tak semua ada tanggulnya. Jadi, begitu dia banjir sedikit langsung bisa masuk ke rumah,” kata Ahmadi kepada Suara NTB, Kamis, 26 Desember 2024.
Ia menjelaskan, banyak kawasan hutan yang sudah gundul, sehingga saat terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi, air tak bisa ditahan dan langsung turun permukaan yang lebih bawah dan seringkali ke pemukiman warga.
Ahmadi menambahkan, bencana banjir di Kota Bima yang terjadi sejak akhir pekan kemarin dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk karena tanggul sungai yang belum dibangun di kawasan tersebut. Sehingga mengakibatkan pemukiman warga dan sekolah tergenang.
Untuk menangani hal tersebut, logistik dari BPBD Provinsi NTB dan BPBD Kota Bima termasuk dari Dinas Sosial juga disalurkan kepada masyarakat yang terdampak. Setiap minggu kata Ahmadi, pihaknya mengecek ketersediaan logistik di gudang-gudang BPBD daerah.
“Sekarang kita masih pengadaan lagi, nanti tanggal 28 Desember kita droping lagi ke Kota Bima,” katanya.
Saat ini, air sudah surut dan masyarakat masih melakukan bersih-bersih, baik di rumah maupun di fasilitas publik dan lembaga pendidikan. Karena banjir yang terjadi sejak akhir pekan kemarin membawa lumpur yang memenuhi pemukiman warga.
Di Kota Bima sendiri terdapat belasan kelurahan yang terdampak banjir yakni Dodu, Nungga, Kendo, Ntobo, Penaraga, Penanae, Lewirato, Sadia, Mande, Manggemaci, Pane, Paruga, dan Tanjung. (ris)