spot_img
Senin, Januari 13, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK UTARA70 Persen Siswa Belajar Dengan Perut Kosong, Saifana Dorong Kemandirian Pangan Tingkat...

70 Persen Siswa Belajar Dengan Perut Kosong, Saifana Dorong Kemandirian Pangan Tingkat Sekolah

Tanjung (Suara NTB) – Saifana Organic Farm berkomitmen untuk meningkatkan kemandirian pangan di tingkat sekolah khususnya di SDN 4 Anyar, Kecamatan Bayan, yang menjadi sekolah binaan. NGO ini juga mengajak sekolah lain untuk menumbuhkan partisipasi dengan mengelola pekarangan untuk kebutuhan pangan tambahan para siswa.

Pendiri Saifana Organic Farm, Sutikno, Rabu, 9 Januari 2024 mengakui, para siswa khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD) diyakini banyak yang belajar dengan perut kosong. Pasalnya, tidak seluruh siswa membawa bekal sarapan atau bahkan sarapan di rumah sebelum berangkat ke sekolah.

Salah satu kasus yang dijumpai terjadi di sekolah binaan – SDN 4 Anyar. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh tenaga pengajar setempat, diketahui bahwa lebih banyak siswa yang tidak sarapan saat akan memulai jam belajar.

“Sahabat baik kami dan guru di SDN 4 Anyar, pernah memberi tahu kita bahwa banyak anak sekolah memulai hari mereka dengan perut kosong. Sungguh menyedihkan mendengar bahwa sekitar 70 persen dari 108 siswa tidak makan sebelum datang ke sekolah,” tulis Sutikno dalam kolom Instagram @saifanaorganicfarm.

Dikonfirmasi terkait postingan tersebut, Sutikno membenarkan. Ia menyebut, kasus 70 persen siswa tak sarapan saat akan berangkat ke sekolah menjadi potret yang layak dianggap serius. Bahkan, intervensi langsung tidak cukup dengan keterlibatan NGO, melainkan political Will Pemda melalui OPD teknis.

Di SDN 4 Anyar saat ini, Sutikno mengakui jika siswa setempat sudah mendapat program tambahan dari eksternal – Saifana Organic Farm. Program tersebut yakni sarapan gratis, setidaknya sekali dalam seminggu – yakni pada hari Jumat.

“Apa yang dimulai sebagai percakapan berkembang menjadi rencana nyata. Mari kita menanam sayuran di sekolah!  Kami tahu bahwa kami tidak akan dapat memberi makan kepada semua siswa setiap hari, tapi marilah kita mengambil langkah kecil,” ajaknya.

Sutikno menerangkan, dirinya bersama dengan para guru dan siswa, sudah berhasil membuat kebun produktif dengan biaya minimalis. Bahan baku yang tersedia di sekitar sekolah dimanfaatkan untuk membudidayakan kebun sekolah organik yang menghasilkan sayur mayur untuk kebutuhan siswa. “Kami membawa kompos dari peternakan serta bibit untuk memulai proyek ini,” imbuhnya.

Dari proses tanam hingga sayuran tumbuy dan panen, Saifana memberi pendampingan. Proses itu dilalui dengan sabar dan telaten, serta sisipan edukatif kepada siswa untuk bertanam organik dan memelihara lingkungan.

Saat ini, “proyek” kemanusiaan yang digalang Saifana di SDN 4 Anyar, berkontribusi nyata bagi siswa setempat. Dimana, dari kerabat maupun anggota keluarga pegiat Saifana, ikut berkontribusi. “Kami berhasil membeli dan mendonasikan 108 wadah makanan dan peralatan makan, serta 108 botol yang dapat digunakan ulang untuk semua anak sekolah (SDN 4 Anyar),” tambahnya.

Potret di SDN 4 Anyar saat ini, Saifana dan para penyelenggara pendidikan setempat sudah dapat menikmati hasil dari pendampingan yang dilakukan. Setiap pekan, anak-anak memanen hasil dari kebun sekolah. Sayuran tersebut langsung digunakan di sekolah, dimasak oleh para guru dan beberapa relawan, kemudian disajikan kepada anak-anak untuk dimakan bersama.

“Hubungan langsung antara kebun dan dapur tidak hanya menjamin kesegaran dan kualitas sayur-sayuran, tetapi juga mempromosikan pola makan yang sehat di antara para siswa,” tandasnya. (ari)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO