Sumbawa Besar (Suara NTB) – Kepala UPTD Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbawa, Yulhaidir mengaku bahwa kondisi stockpile tanah untuk penimbunan jalan menuju lokasi Pembuangan Akhir (TPA) sudah mulai menipis.
“Saat ini kondisi jalannya sangat licin karena tutupan tanah yang ada sebelumnya turun dan untuk menambah tutupan tersebut kondisi stockpile kita sudah sangat menipis, ” katanya kepada Suara NTB, Jumat, 10 Januari 2025.
Ia pun menjelaskan, stockpile tersebut merupakan tanah yang bercampur batu sehingga mudah dilewati oleh kendaraan yang mengangkut sampah. Bahkan dalam beberapa bulan kedepan untuk stockpile tutupan tanah tersebut diprediksi akan habis sehingga akan sangat menyulitkan akses menuju TPA.
“Jadi, untuk penanganan sementara ketika stockpile habis akan kita gunakan tanah yang berada di sekitar lokasi TPA meskipun dianggap belum sesuai standar, ” Ujarnya.
Selain itu, kondisi TPA saat ini juga sangat memprihatinkan terutama sampah yang dihasilkan oleh masyarakat yang meningkat selama musim hujan. Bahkan dari 75 ton per hari di harii bias meningkat 80 ton yang didominasi ranting pohon.
“Kondisi TPA saat ini sudah memprihatinkan karena minimnya pemilahan terhadap sampah-sampah tersebut, ” ujarnya.
Terkait dengan kondisi tersebut, pemerintah saat ini tengah mendorong agar Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) bisa terwujud di Sumbawa. Hal tersebut dilakukan untuk menekan terjadinya penumpukan secara langsung ke TPA.
“Kami akan terus mendorong agar TPST bisa terwujud, sehingga ada pemilihan sebelum sampah tersebut masuk ke TPA sekaligus memperpanjang umur TPA, ” Jelasnya.
Seraya menambahkan, untuk proses perizinan untuk rencana pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Raberas sudah selesai dilakukan tinggal menunggu realisasi anggaran untuk pembangunannya.
“Jadi, proses izin sudah selesai baik itu Detail Engineering Design (DED), Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) tinggal kita menunggu anggaran, ” tambahnya.
Berdasarkan informasi terbaru, pembangunan TPST tersebut rencananya akan mulai dibangun tahun 2025 dengan estimasi biaya mencapai Rp22 miliar. Bangunan itu nantinya akan dibangun Dinas PUPR dan pengelolaanya diserahkan ke dinas LH.
“Jadi, kita tinggal menunggu anggarannya saja untuk kita laksanakan kalau untuk perizinan semuanya sudah selesai untuk mulai kita bangun di tahun 2025,” tutupnya. (ils)