Mataram (Suara NTB) – Komisi III DPRD Provinsi NTB yang membidangi urusan perbankan, keuangan, dan BUMD menilai kondisi PT Gerbang NTB Emas (GNE) dalam keadaan “sakit parah”. Oleh karena itu, Komisi III mendorong agar dilakukan audit investigatif oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap perusahaan daerah ini.
Hal tersebut disampaikan anggota Komisi III DPRD NTB, Muhammad Aminurlah, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan sejumlah OPD mitra kerja dan BUMD pada Kamis, 23 Januari 2025. “GNE sedang dalam kondisi yang tidak baik. (Ibaratnya) sakitnya sudah sangat parah, bahkan sulit lagi didiagnosa,” kata Aminurlah.
Kondisi PT GNE saat ini dinilai sangat buruk, dengan berbagai masalah yang perlu segera mendapat perhatian serius. Masalah tersebut meliputi manajemen, sistem, prosedur, keuangan, hingga operasional perusahaan.
“Sakitnya sudah akut. Oleh karena itu, saya meminta secara politik agar lembaga dewan mengeluarkan surat kepada BPK untuk melakukan audit investigatif terhadap PT GNE,” tegas Aminurlah.
Lebih lanjut, Aminurlah menjelaskan bahwa hasil audit investigatif tersebut nantinya akan merekomendasikan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur NTB terpilih untuk melakukan audit secara menyeluruh.
Politisi dari PAN ini menekankan bahwa tujuan audit bukanlah untuk mencari kesalahan, melainkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah akut yang ada, sehingga pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan perusahaan tersebut.
“Kita ingin mengetahui masalah dalam manajemennya, sistemnya, keuangannya, prosedurnya, dan operasionalnya. Semua itu harus diperbaiki. Jadi, yang menentukan langkah selanjutnya adalah dua delegasi dari Gubernur, jika ingin menyelamatkan GNE,” jelasnya.
Aminurlah juga mengungkapkan bahwa GNE saat ini memiliki piutang sekitar Rp10 miliar, sementara kewajiban yang harus dipenuhi mencapai sekitar Rp26 miliar.
“Meskipun dilihat dari sisi aset, piutang tersebut masih dapat tertutupi. Oleh karena itu, GNE perlu diselamatkan. Jika masalah-masalah ini dapat diperbaiki, audit yang tuntas akan menghasilkan rekomendasi untuk melakukan restorasi,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya langkah restorasi untuk memperbaiki kondisi GNE yang menurutnya memiliki potensi bisnis yang sangat baik karena langsung menyentuh masyarakat. Namun, masalah manajemen yang amburadul membuat perusahaan ini sulit untuk berkembang.
“Restorasi harus dilakukan agar semuanya kembali sehat. Rencana bisnis PT GNE sebenarnya sangat bagus, karena menyentuh langsung ke rakyat, tetapi manajemennya sangat buruk dan sulit untuk didiagnosa,” sambungnya.
Untuk itu, Aminurlah kembali menegaskan bahwa demi mendapatkan kejelasan, pihaknya mendorong pimpinan dewan untuk meminta BPK melakukan audit investigatif. “Audit independen sangat diperlukan agar semua masalah, termasuk aliran dana dan status aset perusahaan, dapat terungkap dengan jelas,” pungkasnya. (ndi)