spot_img
Jumat, Februari 14, 2025
spot_img
BerandaPENDIDIKANBalai Bahasa NTB Berbagi Praktik Baik Pengisian LKE ZI-WBK kepada Balai Bahasa...

Balai Bahasa NTB Berbagi Praktik Baik Pengisian LKE ZI-WBK kepada Balai Bahasa NTT

Mataram (Suara NTB) –  Balai Bahasa Provinsi NTB melaksanakan kegiatan Praktik Baik ZI-WBK kepada Balai Bahasa Provinsi NTT melalui Pendampingan Pengisian LKE ZI-WBK Tahun 2025 melalui ruang virtual Zoom pada Sabtu, 25 Januari 2025. Kegiatan ini diinisiasi oleh Balai Bahasa Provinsi NTT untuk dapat mengetahui lebih detail strategi dalam pengisian LKE ZI-WBK seperti yang telah dilakukan oleh Balai Bahasa Provinsi NTB sebagal salah satu instansi yang berhasil meraih predikat ZI-WBK.

Kepala dan pegawai Balai Bahasa Provinsi NTT dan Balai Bahasa Provinsi NTB hadir mengikuti kegiatan ini. Dalam pelaksanaan praktik baiknya, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB, Puji Retno Hardiningtyas memberikan contoh dan strategi yang dapat diimplementasikan dalam pengisian LKE masing-masing pengungkit.

Pengungkit I menjelaskan pengisian aspek-aspek, seperti penyusunan tim kerja, rencana pembangunan ZI, pemantauan, hingga perubahan pola pikir dan budaya kerja. Pengungkit II, secara sederhana memberikan petunjuk dalam pembuatan Prosedur Operasional Standar, Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, dan Keterbukaan Informasi Publik.

Pengungkit III yang menangani sumber daya manusia memberikan penjelasan tentang perencanaan kebutuhan pegawai, pola mutasi, pengembangan kompetensi, hingga penegakan disiplin dan kode etik. Pengungkit IV mengungkapkan pentingnya keterlibatan pimpinan dalam perencanaan dan pemantauan kinerja serta keakuntabilitasan dokumen kinerja.

Di sisi lain, pengungkit V memberikan informasi tentang pengendalian gratifikasi, penanganan benturan kepentingan, penerapan sistem pengendalian internal, dan pengaduan masyarakat. Terakhir, Pengungkit VI memberikan arahan tentang standar pelayanan, budaya pelayanan prima, pengelolaan pengaduan, penilaian kepuasan masyarakat, dan pemanfaatan layanan berbasis teknologi informasi.

Puji Retno, menjelaskan dalam penyusunan dan pengumpulan data dukung diperlukan strategi dan sinergi bersama antarpegawai dan antarpengungkit serta pengawalan dari pimpinan. Setiap pengungkit harus mengunggah data dukung yang telah divalidasi. Data dukung dikerjakan bersama dengan gotong royong karena bisa jadi data dukung pengungkit A juga menjadi data dukung pengungkit B, begitu pula sebaliknya.

“Pimpinan juga harus mengecek kembali data dukung yang telah diunggah untuk direviu dan diberikan catatan, barangkali ada data dukung yang belum dilengkapi ataupun kurang valid. Kerapian data dukung juga menjadi hal penting agar memudahkan tim penilai dari Kemenpan RB dalam melihat kelengkapan data dukung,” ujarnya.

Kepala Balai Bahasa Provinsi NTT, Elis Setiati menanggapi praktik baik tersebut, menjelaskan bahwa apa yang telah dilakukan Balai Bahasa Provinsi NTB menjadi acuan yang bagus bagi Balai Bahasa Provinsi NTT dalam proses pencanangan ZI-WBK. “Dalam hal ini, pegawai Balai Bahasa Provinsi NTB sangat paham sekali data dukung yang diperlukan dalam meraih predikat tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa ZI-WBK ini dikerjakan bersama-sama oleh semua pegawai. Faktor pimpinan juga menjadi hal penting dalam pelaksanaan dan pengawalan pencanangan ZI-WBK,” pungkasnya. (ron)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO