Mataram (Suara NTB) – Di sepanjang pesisir Kota Mataram, ancaman abrasi terus terjadi setiap tahun, terutama saat berlangsung cuaca ekstrem. Karena itulah Pemkot Mataram mengusulkan ke pemerintah pusat pembangunan tanggul guna menahan laju abrasi.
Anggota DPR RI Dapil Lombok H. Abdul Hadi memberikan atensi terhadap usulan Pemda tersebut. Pada Minggu, 2 Februari 2025, Hadi bersama BBWS Nusa Tenggara 1, jajaran Pemkot Mataram dan DPRD Kota Mataram melihat secara langsung usulan pembangunan tanggul tersebut.
“Kunjungan kami lakukan untuk melihat langsung usulan tanggul dari pantai Mapak sampai Bintaro sekaligus melihat warga yang terkena banjir rob di Mapak dan Bintaro,” kata Abdul Hadi kepada wartawan, Selasa, 4 Februari 2025.
Abdul Hadi mengaku berkomitmen untuk mengawal usulan pembangunan tanggul di Pantai Mapak hingga Bintaro agar warga aman dari abrasi pantai. Usulan tanggul sepanjang 9 Km dari Pemkot Mataram membutuhkan anggaran sekitar Rp240 miliar.
“Insya Allah ini akan kami kawal di pusat sehingga warga pinggir pantai dapat lebih aman dan tenang,” ungkapnya.
Sementara itu Pimpinan DPRD Kota Mataram Hj Istiningsih mengatakan, pesisir Kota Mataram memang cukup rentan terkena abrasi. Karena itulah butuh bantuan pemerintah pusat untuk membagun tanggul seperti yang dilakukan di daerah lain.
“Sepanjang tepian pantai dengan rentang panjang kurang lebih 9 Km yang ada di wilayah Kota Mataram saat ini sangat terdampak dengan musim angin dan gelombak besar,” katanya
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Irwan Rahadi menerangkan, gelombang pasang yang terjadi sejak pekan kemarin mengakibatkan abrasi pantai mencapai 150 meter. Pihaknya bersama Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I mengambil langkah cepat dengan membangun tanggul darurat di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro menggunakan biotek, batu bolder serta beronjong.
Dampak abrasi ini juga terjadi di Lingkungan Mapak, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela. Akan tetapi, BPBD memfokuskan penanganan di Lingkungan Bugis karena kondisinya mengancam. Irwan memastikan tidak ada warga yang dievakuasi akibat kejadian tersebut. “Siklus cuaca ini kita prediksi sampai pekan depan,” terangnya.(ris)