Mataram (Suara NTB) – SMPN 13 Mataram menyambut baik larangan bawa siswa bawa ponsel atau Handphone (HP) ke sekolah. SMPN 13 Mataram juga telah menyiapkan HP di sekolah bagi siswa yang ingin menghubungi orang tua.
Kepala SMPN 13 Mataram, H. Ahmad Saehu pada Selasa, 4 Februari 2025 mengatakan, pihaknya 100 persen setuju dengan larangan membawa HP. Pada saat sosialisasi sebelum surat edaran diteken Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana, ada pertanyaan dari wali siswa cara menghubungi anaknya ketika akan dijemput. Terkait kekhawatiran itu, pihak SMPN 13 Mataram telah menyiapkan HP untuk siswa yang boleh digunakan pada waktu siswa dijemput.
“Kami menginfokan pada siswa yang butuh HP untuk menghubungi orang tuanya, selain HP yang disiapkan di ruang BK, siswa juga boleh meminjam HP kepala sekolah untuk kepentingan itu. Termasuk HP guru maupun pegawai,” ujara Saehu.
Ke depannya, untuk memperkuat surat edaran larangan siswa membawa HP ke sekolah, pihaknya akan mengundang kembali semua orang tua. Melalui pertemuan dengan orang tua nantinya, pihaknya akan menyampaikan kembali kebijakan yang telah diteken Walikota itu.
Tidak hanya siswa, SMPN 13 Mataram juga meminta guru yang berada di dalam kelas agar tidak menggunakan HP. Saehu menyampaikan, larangan guru menggunakan HP di kelas itu agar tidak menjadi contoh buruk bagi siswa. Siswa juga bisa fokus untk belajar.
“Kami juga tidak bosan menyampaikan lewat apel bendera setiap hari Senin dan di waktu pelaksanaan imtak hari Jumat,” kata Saehu.
Pihaknya juga telah mengundang orang tua siswa sebelum surat edaran kebijakan ini diteken oleh Walikota Mataram, Mohan Roliskana. Orang tua juga sepakat untuk membolehkan siswa membawa HP ke sekolah.
“Jauh sebelum ini, kami menyosialisasikan bahaya membawa HP ke sekolah, karena apa pun alasannya tetap saja ada siswa gunakan HP meskipun kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Kesepakatan itu, kami terbitkan surat edaran yang isinya tidak boleh membawa HP,” pungkasnya.
Sebelumnya, Mohan Roliskana mengatakan, surat edaran ini sebagai penegasan bagi sekolah untuk mengikuti aturan tersebut. Mohan berharap siswa-siswi di sekolah lebih fokus dan konsentrasi belajar serta bisa aktif bermain dengan anak-anak seusia mereka. Ia khawatir kecanduan bermain gawai berdampak tidak baik bagi psikologi siswa.
Walikota memahami alasan siswa membawa handphone ke sekolah untuk memberi tahu orang tua mereka waktu jam pulang sekolah. Hal ini harus disiasati oleh sekolah dengan membuat grup percakapan wali murid dengan guru atau membangun command center di sekolah. (ron)