Selong (Suara NTB) – Seorang oknum guru Sekolah Dasar (SD) di Sembalun Lombok Timur (Lotim) diduga melakukan rudapaksa terhadap muridnya. Guru berinisial AB (37) yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) ini pun kini sudah diproses hukum di Mapolres Lotim.
Aksi bejat terduga pelaku ini telah berlangsung sejak korban masih duduk di kelas 4 SD hingga kelas 1 SMP. Korban diiming-imingi uang sebesar Rp15.000 setiap kali korban melayani hasratnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Lotim AKP I Made Darma Yulia Putra, SIK, saat dikonfirmasi Kamis, 13 Februari 2025 menegaskan, terduga pelaku saat ini sedang melalui proses hukum.
Pelaporan kasus ini dari pihak keluarga korban didampingi guru korban beserta kepala wilayah setempat ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lombok Timur pada 15 Oktober 2004 yang lalu.
Terduga pelaku dijerat dengan Pasal 76D Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, juncto Pasal 6 huruf b Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS). Adapun ancaman hukuman 15 tahun kurungan penjara.
Kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Lotim diakui Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim, H. Ahmat, cukup memprihatinkan. Karenanya ia berharap tindakan penegakan hukum pada pelaku bisa memberikan efek jera.
Aparat penegak hukum diharapkan bisa memproses kasus tersebut dan menjerat pelaku dengan hukuman seberat-beratnya. “Kita berharap penegak hukum memberikan hukuman yang seberat-beratnya untuk kasus ini,” ungkapnya.
Kasus ini mencoreng reputasi dunia pendidikan setempat. Kejadian ini juga menimbulkan kecaman publik dan tuntutan agar keadilan ditegakkan dengan tegas terhadap pelaku yang telah melanggar kepercayaan sebagai seorang pendidik. (rus)
