spot_img
Jumat, Februari 28, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURGencarkan Program Genting, 11.833 KK Berisiko Ditarget Bebas Stunting

Gencarkan Program Genting, 11.833 KK Berisiko Ditarget Bebas Stunting

Selong (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) terus berupaya menekan jumlah Kepala Keluarga (KK) yang berisiko stunting melalui Gerakan Orang Tua Asuh Atasi Stunting (Genting). Data terbaru menunjukkan, jumlah KK risiko stunting di Lotim turun signifikan dari 73 ribu KK pada tahun 2023 menjadi 37 ribu KK pada tahun 2024. Tahun ini, Pemkab Lotim menargetkan penurunan hingga 11.833 KK berisiko ini bebas dari stunting.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim, H. Ahmat, menjelaskan program Genting telah dilaksanakan sejak 2023. “Dulu ada program Bapak Asuh untuk atasi stunting, tapi kurang efektif. Kini, kami gencarkan Genting agar upaya penanganan stunting lebih terarah dan mendalam,” ujarnya usai pertemuan peluncuran Genting di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Kamis, 27 Februari 2025.

Program Genting melibatkan berbagai pihak, termasuk pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), anggota dewan, kepala desa, serta lembaga, seperti pendamping keluarga dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).

Mereka berperan sebagai orang tua asuh yang memberikan bantuan dan edukasi kepada keluarga berisiko stunting. “Tidak sulit mencari orang tua asuh. Bahkan, pondok pesantren juga bisa berperan,” tambahnya.

Selain itu, Pemkab Lotim juga melakukan monitoring dan evaluasi (monev) di seluruh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di setiap kecamatan. “Banyak yang awalnya bingung dengan peran orang tua asuh, tapi kini mereka antusias. Pendamping PKH mengarahkan penerima bantuan untuk membeli nutrisi yang dibutuhkan,” jelasnya.

Upaya penanganan stunting juga melibatkan pencegahan pernikahan dini dan angka putus sekolah. Data menunjukkan, terdapat sekitar 4 ribu janda muda di NTB akibat pernikahan anak. “Ini bisa menjadi bom waktu yang melahirkan kemiskinan baru. Karenanya, pencegahan pernikahan dini harus terus digencarkan,” tegas H. Ahmat.

Sementara Dr. Hj. Sofiati Jamilah mewakili Sekda Lotim  menekankan pentingnya pencegahan kemunculan kasus stunting oada anak dan peningkatan edukasi masyarakat. “Genting bukan sekadar memberikan sembako, tapi juga mengedukasi keluarga tentang pentingnya gizi dan pola asuh yang baik,” ujarnya.

Kepala Desa Kerongkong, H. Muin, menyambut baik program ini. “Kami siap mendukung penuh program Genting untuk menekan angka stunting di desa kami,” katanya.

Dengan target penurunan KK risiko stunting menjadi 11.833 pada tahun 2025, Pemkab Lotim berkomitmen terus mengoptimalkan program Genting dan melibatkan seluruh sumber daya yang ada di desa. Harapannya, upaya ini dapat mencegah stunting menjadi bom waktu yang mengancam masa depan generasi muda Lotim. (rus)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -








VIDEO