spot_img
Senin, Maret 24, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMCegah Pernikahan Dini

Cegah Pernikahan Dini

PENANGANAN masalah stunting di Kota Mataram memerlukan perhatian serius dan kerja keras dari berbagai pihak. Mulai dari pemerintah hingga keluarga. Stunting, yang merupakan masalah gizi kronis akibat kekurangan gizi pada anak, sangat dipengaruhi oleh pola asuh keluarga, pernikahan di usia dini, serta asupan gizi yang cukup selama kehamilan.

Oleh karena itu, kata Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, Hj. Baiq Mirdiati kepada Suara NTB, kemarin pemerintah daerah fokus pada upaya preventif untuk mengurangi stunting yang masih menjadi tantangan besar.

Program penanggulangan stunting semakin mendapat perhatian sejak terbentuknya Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, yang menjadikan penanganan stunting sebagai prioritas. Di bawah arahan pemerintah pusat, penanganan stunting difokuskan pada keluarga yang berisiko (KRS), dengan pendekatan berbasis kampung keluarga berencana (KB).

Saat ini, jumlah keluarga berisiko stunting di Kota Mataram tercatat sebanyak 11.800 kepala keluarga, sebuah angka yang mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 19.000 keluarga pada tahun 2022 dan 17.000 keluarga pada tahun 2023. Mirdiati mengatakan, pemerintah menargetkan penurunan angka keluarga berisiko stunting menjadi di bawah lima persen pada tahun 2025.

Salah satu upaya untuk mengurangi stunting adalah dengan mencegah pernikahan dini. Menikah pada usia yang cukup dan memastikan ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup selama kehamilan menjadi langkah penting dalam mengurangi risiko stunting. Pemerintah Kota Mataram terus mendorong pernikahan yang sehat dan sesuai usia serta memastikan ibu hamil menjalani pemeriksaan rutin agar bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat.

Politisi Partai Gerindra ini menekankan pentingnya pola asuh keluarga dalam mencegah stunting. “Pola asuh yang baik sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Berikan edukasi tentang pentingnya makanan bergizi dan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayuran yang murah dan bergizi, seperti kelor dan bayam,” ujar Mirdiati. Tanaman seperti kelor, yang mudah ditanam di halaman rumah, dapat menjadi sumber asupan gizi yang sangat bermanfaat bagi keluarga.

Pendidikan tentang gizi dan pola asuh yang sehat juga terus dilakukan melalui komunikasi dan koordinasi lintas sektor. Pemerintah Kota Mataram harus berkolaborasi dengan berbagai instansi terkait untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Salah satu fokus dari edukasi tersebut adalah mencegah pernikahan anak di bawah umur, yang dapat meningkatkan risiko stunting. (fit)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO