Giri Menang (Suara NTB) – Jalan kabupaten yang ada di wilayah Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Lombok Barat (Lobar) mulai rusak dampak dari kendaraan pengangkut batu bara, BBM dan semen. Jalan ini telah dilalui sejak dua pekan lebih lalu, sejak jembatan Bakong putus. Dikawatirkan kerusakan jalan ini kian parah karena akan dilalui dalam waktu lama akibat Jembatan Bakong tak ada kepastian kapan penanganannya.
Pemdes pun berharap jaminan penanganan dari Pemkab Lobar maupun pengusaha yang menggunakan jalan tersebut.
Kepala Desa Kebon Ayu Jumarsa mengatakan semenjak Jembatan Bakong ambruk dan pekan lalu, arus transportasi warga dan pengangkutan batu bara, BBM serta semen dialihkan ke akses jalan di wilayah Kebon Ayu. “Sejak dilewati dua pekan ini, dampaknya luar biasa, beberapa titik jalan yang tadinya normal berubah, pecah dan segala macam,” katanya.
Padahal, kata dia, jalan itu baru empat bulan lalu dipelihara, tambal sulam titik yang rusak. Namun setelah dilewati kendaraan melebihi tonase, hampir sepekan kondisi jalan kembali retak, karena tonase kendaraan yang lewat melebihi standar jalan kabupaten. “ini kan seharusnya tonasenya 5 tapi tiba-tiba dilewati dengan tonase 24 ton, sehingga itu yang menimbulkan kerusakan kembali,” ujarnya.
Ia sangat berharap kepada Pemkab dalam hal ini OPD terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Dishub agar membantu desa untuk penanganan. Ia berharap Pemkab Lobar meminta kepada pengusaha yang melakukan aktivitas di jalan itu menangani kerusakan yang telah terjadi. Jangan sampai ketika terjadi dampak justru desa yang diminta melakukan upaya sendiri, termasuk meminta pengusaha untuk penanganan.
“Kami berharap Pemda yang melakukan upaya itu, supaya penekanannya lebih besar, kalau kami di desa nanti dikira ada apa-apanya (ada maunya, red),” ujarnya.
Desa sangat membutuhkan pendampingan dan pengawalan terhadap penanganan jalan yang terdampak pengangkutan barang tersebut. Diketahui panjang jalan kabupaten itu sekitar 4 kilometer. Pantauan media, banyak titik yang mulai rusak. Aspal terlihat menurun, bahkan ada yang pecah-pecah. Di titik-titik yang sudah ditambal sulam pun kondisinya kembali rusak.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Lobar Fathurrahman mengatakan pihak tetap membantu dan mengawal desa dalam hal penanganan dampak pengangkutan tersebut.
Pihaknya pun sudah menekankan beberapa hal kepada pihak perusahaan dalam pengangkutan tersebut. Di antaranya, menyesuaikan tonase 5 ton dan kendaraan ditutup terpal serta waktu pengangkutan diatur. Yang penting juga harus melakukan koordinasi dengan warga dan Pemdes ketika proses pengangkutan. (her)