Mataram (Suara NTB) – Perempuan Indonesia Maju (PIM) NTB bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTB menggagas program desa percontohan dalam upaya menekan angka stunting dan mencegah pernikahan anak di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Desa percontohan ini akan dipilih berdasarkan tingkat stunting yang tinggi, baik pada anak-anak maupun dewasa, sebagai tolak ukur efektivitas intervensi yang dilakukan.
PIM NTB yang diketuai, Hj. Baiq Diyah Ratu Ganefi, SH bersama jajaran pengurus melakukan pertemuan strategis pada Kamis, 20 Maret 2025 di kantor KemendukBangga/BKKBN NTB. Ditemui langsung Kepala KemendukBangga/BKKBN NTB, Lalu Makripuddin dan jajaran.
Dalam kesempatan ini, Ratu Ganefi, mantan senator ini menegaskan pentingnya kolaborasi dalam menangani isu kesehatan perempuan dan anak.
“Kami akan siap bersinergi untuk rutin melakukan pengecekan, penyuluhan, serta pemberian bantuan di desa percontohan ini guna mengintervensi stunting. Selain itu, upaya pencegahan pernikahan anak juga akan menjadi fokus utama. Ini kita bisa lakukan bersama – sama dengan BKKBN,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Ratu Ganefi juga menyoroti tingginya angka penyakit kanker di kalangan perempuan.
“Dari setiap delapan perempuan, satu hingga dua orang mengidap kanker, yang sebagian besar disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat. Ini menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan perempuan dan masa depan bangsa,” tandas Ratu Ganefi.
Sebagai langkah nyata, PIM NTB menyampaikan komitmen akan berkolaborasi dalam memberikan layanan berkualitas bagi perempuan, menekan angka stunting, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga di NTB.
“Bonus demografi adalah peluang emas. Perempuan yang sehat, berdaya, dan terampil akan menentukan masa depan bangsa,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala KemendukBangga/BKKBN NTB, Lalu Makripuddin, menambahkan bahwa bonus demografi hanya bisa menjadi kekuatan jika perempuan memiliki keterampilan dan kesehatan yang optimal.
“Ibu-ibu yang sehat dan memiliki pemahaman yang baik tentang pengasuhan akan melahirkan anak-anak yang cerdas, sehat, dan berkarakter. Inilah kunci utama dalam memanfaatkan bonus demografi untuk kemajuan Indonesia,” ungkapnya.(bul)