spot_img
Rabu, April 2, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEPengusaha Serap Gabah Petani NTB di Atas HPP

Pengusaha Serap Gabah Petani NTB di Atas HPP

Mataram (Suara NTB) – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB Muhammad Taufieq Hidayat mengatakan, sejumlah daerah di NTB sedang panen padi. Bulog dan pengusaha berupaya menyerap gabah petani dengan harga terbaik, sesuai dengan kualitas produk. Di lapangan, banyak pengusaha yang membeli gabah di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 adalah Rp 6.500 per kilogram. Pemerintah menetapkan HPP yang baru ini untuk melindungi petani dan menjaga ketahanan pangan nasional. Kata Taufieq, pihak manapun yang membeli gabah petani, asalkan dengan harga terbaik akan menguntungkan petani.

“Kuota (pembelian-red) Bulog belum nyampai karena banyak pengusaha-pengusaha lain yang ngambil di atas HPP,” kata Muhammad Taufieq Hidayat kepada Suara NTB akhir pekan kemarin.

Menurutnya, Tenaga Ahli Kementerian Pertanian juga telah menyampaikan bahwa Bulog tidak bersaing dengan pengusaha. Namun jika ada pengusaha yang membeli gabah petani di atas HPP juga tak ada masalah. Sebab Bulog hanya berfungsi sebagai stabilisasi harga beras di pasaran.

“Jika ada harga di bawah pengusaha, maka lebih baik setor ke Bulog. Selama harga masih di atas HPP, ya nggak apa-apa bawa ke pengusaha,” katanya.

Sementara itu Pimpinan Wilayah (Pinwil) Bulog Provinsi NTB Sri Muniati mengatakan, pihaknya terus menyerap gabah petani di lapangan sesuai dengan harga terbaru. Per tanggal 19 Maret 2025, Bulog NTB telah menyerap sebanyak 17.630 ton setara beras.

“Serapan terbesar di Lombok Tengah. Saya juga sudah meminta dukungan ke Pak Bupati Lombok Tengah karena harapan Provinsi NTB adalah di Lombok Tengah. Sebab lahan dan rencana produksi untuk Kabupaten Lombok Tengah itu paling besar serta infrastruktur penggilingan sekitar 40 pelaku usaha ada di sini,” katanya.

Ia mengatakan, jika penataan gabah atau padi di Lombok Tengah dilakukan dengan baik, maka target penyerapan gabah di wilayah NTB akan bisa terpenuhi. Sebab target serapan yang ditugaskan pemerintah antara Februari – April dan panen yang terbesar pada periode ini ada di Kabupaten Lombok Tengah.

“Panen itu paling banyak di NTB itu di April,” katanya.

Untuk diketahui, Perum Bulog NTB mendapat target serapan beras pada tahun 2025 sebesar 180.600 ton. Dalam rangka mempercepat penyerapan, Bulog NTB juga menerapkan sistem jemput gabah langsung ke sawah. Program ini dilakukan dengan berkoordinasi bersama TNI, khususnya Babinsa, untuk mengidentifikasi lokasi panen.(ris)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO