Mataram (Suara NTB) – Wali Kota Mataram, Dr. H. Mohan Roliskana meminta camat dan lurah untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan tokoh masyarakat, agar mengawasi komplek perumahan dan hunian yang ditinggal mudik lebaran. Pengawasan harus diperketat guna mengantisipasi aksi kriminalitas. “Pak Camat dan lurah segera berkolaborasi dan bersinergi dengan masyarakat untuk pengawasan terhadap komplek perumahan dan rumah kos,” katanya ditemui pada, Rabu, 26 Maret 2025.
Pengamanan terhadap hunian milik warga lanjutnya, telah menjadi protokol yang dilaksanakan setiap tahunnya. Seluruh perangkat kelurahan dan kecamatan bertanggungjawab terhadap pengawasan. Selain itu, kepala lingkungan dan ketua rukun tetangga juga memiliki peran penting menjamin keamanan dan kondusifitas di lingkungnya. “Mereka yang paling memahami dan mengerti kondisi di lingkungan itu. Insya Allah, mereka akan dilibatkan dalam pengawasan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Mataram, Irwan Rahadi mengakui, komplek perumahan sangat rawan terjadinya aksi kejahatan terutama pencurian. Pihaknya telah mengimbau kepada lurah agar berkoordinasi dengan kepala lingkungan dan ketua rukun tetangga untuk menyiapkan regulasi pengamanan secara mandiri. “Pengalaman setiap tahunnya terutama di komplek perumahan rawan aksi kejahatan seperti pencurian,” terangnya.
Potensi kerawanan lainnya adalah konseleting listrik yang memicu kebakaran, rumah yang tergenang akibat lupa mematikan sambungan air dan lain sebagainya.
Pihaknya akan melakukan patroli khusus terutama daerah rawan selama mudik lebaran. Beberapa perumahan berpotensi rawan seperti Kelurahan Pagutan, Jempong, Rembiga, dan lain sebagainya. “Kita akan melakukan patroli khusus terutama di kawasan perumahan yang rawan,” katanya.
Di satu sisi, pemilik rumah diminta melapor ke ketua rukun tetangga atau keraban mereka sebelum mudik lebaran. Hal ini dinilai penting supaya bisa dilakukan pengawasan atau pemantauan. Irwan juga meminta penanggung jawab atau petugas keamanan di komplek perumahan mengatur skema pengamanan selama libur lebaran.
Polanya seperti one gate system (sistem satu pintu). Tamu wajib melapor ke petugas, patroli secara rutin, dan lain sebagainya. Ia berharap tidak ada kejadian yang memicu gangguan keamanan dan ketertiban selama libur lebaran, sehingga tidak menimbulkan kerugian. (cem)