Mataram (suarantb.com) – Pawai ogoh-ogoh dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi digelar meriah di Jl. Pejanggik, Cakranegara, Kota Mataram pada Jumat, 28 Maret 2025. Acara ini dihadiri langsung oleh Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, S.IP., M.Si., Wali Kota Mataram Dr. H. Mohan Roliskana, S.Sos., M.H., dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Mataram.
Pawai ogoh-ogoh ini merupakan tradisi tahunan yang dinantikan masyarakat Hindu, menampilkan berbagai ogoh-ogoh sebagai simbol Bhuta Kala atau kekuatan negatif yang akan dimusnahkan sebelum memasuki Tahun Baru Saka 1947.
Tidak hanya berasal dari Kota Mataram, sebanyak 114 ogoh-ogoh juga didatangkan dari Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Lombok Utara. Suasana pawai semakin meriah dengan iringan gamelan tradisional, sementara peserta dan warga terlihat antusias mengikuti jalannya acara. Penyerahan hadiah kepada pemenang pawai dilakukan langsung oleh Wali Kota Mataram dan Pembina Aliansi Pemuda Hindu Lombok, serta dihadiri Kapolres dan Dandim 1606 Mataram.
Juara pertama diraih oleh STT Eka Cita Patma dari Banjar Karang Sidemen, Kecamatan Cilinaya, Cakranegara. Juara kedua diraih oleh STT Keluarga Pajang Barat dari Banjar Pajang, Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram. Sementara juara ketiga diraih oleh STT Swastika dari Banjar Karang Medain Utara, Kecamatan Selaparang.
Wali Kota Mataram, Dr. H. Mohan Roliskana, S.Sos., M.H., menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya pawai ogoh-ogoh yang berlangsung meriah dan penuh kebersamaan. Ia menekankan pentingnya menjaga tradisi ini agar tetap menjadi wadah silaturahmi dan gotong royong.
“Kegiatan ini terawat dengan baik, memiliki dampak yang positif. Pergelaran budaya yang identik dengan perayaan agama bagi umat Hindu dan menjadi wadah bersilaturahmi, simakrama gotong royong dalam rangka melaksanakan kegiatan yang penuh rasa tanggung jawab” ujarnya (28/3/2025).
Dalam sambutannya, Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, S.IP., M.Si., menyatakan bahwa pawai ogoh-ogoh merupakan wujud kebersamaan seluruh masyarakat NTB, tidak hanya umat Hindu saja.
“Ini adalah kehadiran pertama saya dalam upacara ini. Mudah-mudahan sejak saat ini, upacara ini tidak hanya menjadi milik umat Hindu tetapi juga milik kita semua warga NTB. Mari melalui upacara ini kita tunjukkan kepada dunia bahwa warga NTB adalah warga yang cinta damai dan memahami arti toleransi umat beragama,” kata Gubernur.
Sementara itu, Aliansi Pemuda Hindu Lombok, Anak Agung Made Jelantik, turut mengapresiasi pelaksanaan pawai yang berjalan dengan tertib dan penuh toleransi. “Kegiatan parade ogoh-ogoh ini setiap tahun kami laksanakan dengan penuh kebersamaan dan rasa toleransi. Ini adalah bagian kebanggaan kita. Harapan saya kegiatan ini menjadi wadah mengapresiasi seni dan budaya sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Pawai ogoh-ogoh di Mataram ini tidak hanya menjadi sarana ekspresi seni dan tradisi umat Hindu, tetapi juga menjadi simbol toleransi umat beragama di NTB. Melalui pergelaran ini, masyarakat dari berbagai latar belakang dapat turut merayakan kebersamaan dan kerukunan dalam keberagaman. (don)