spot_img
Kamis, April 24, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARATLebaran Topat 2025, Simbol Syukur dan Upaya Mempertahankan Budaya Lokal di Batu...

Lebaran Topat 2025, Simbol Syukur dan Upaya Mempertahankan Budaya Lokal di Batu Layar

Giri Menang (Suara NTB) – Lebaran Topat kembali digelar penuh semarak di Pantai Duduk Tiga, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat, pada Senin, 7 April 2025.

Tradisi tahunan masyarakat Sasak ini tak hanya menjadi momen syukur usai menjalankan puasa sunah selama tujuh hari setelah Idulfitri, tetapi juga menjadi ajang kolaborasi budaya dan penguatan identitas lokal.

Sejak pagi, kawasan pantai mulai dipadati masyarakat yang datang untuk menyaksikan ragam atraksi budaya dan perlombaan khas daerah.

Mulai dari parade topat agung, ritual ziarah makam Batu Layar, parade cidomo, lomba bebedug, parade topat praje, lomba dulang pesaji, atraksi rudat, musik hadrah, tari lebaran topat, hingga pameran UMKM turut memeriahkan acara.

Ketua Panitia Lebaran Topat 2025, Drs. Agus Gunawan, menyebut tahun ini merupakan kali pertama pelaksanaan parade budaya dimulai dari makam Batu Layar hingga ke Pantai Duduk Tiga. Sebanyak 12 desa di Kecamatan Batu Layar turut memeriahkan lomba parade topat, menggantikan pola tahun-tahun sebelumnya yang hanya melibatkan OPD. “Kami ingin membumikan kembali semangat tradisi ini, dengan melibatkan desa dan memperkuat potensi lokal,” ujarnya.

Berbagai atraksi budaya ditampilkan dengan filosofi mendalam, warna-warna dalam parade mencerminkan nilai-nilai lokal.

Warna hitam sebagai warna adat, putih untuk ritual ziarah, merah untuk pemerintah, dan kuning sebagai simbol perjalanan.

Ketupat, serabi, bubur merah, bubur putih, cerorot hingga tikar, semuanya membawa makna simbolik tentang tubuh, semangat, keseimbangan, hingga jiwa gotong royong dan semangat kebersamaan masyarakat.

Bupati Lombok Barat, H. Lalu Ahmad Zaini, dalam sambutannya menekankan pentingnya melestarikan tradisi ini sebagai warisan leluhur yang sarat nilai kebersamaan.

“Lebaran Topat ini mengajarkan kita tentang rasa syukur, kesabaran, dan pentingnya kebersamaan. Tradisi ini akan terus kita gaungkan, apalagi Senggigi adalah kawasan wisata unggulan yang harus kita kemas dengan event-event seperti ini,” tegasnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam memajukan pariwisata berbasis budaya.

“Ke depan, saya minta tidak hanya 12 desa, tapi seluruh OPD bisa terlibat aktif. Kita jadikan ini agenda tetap yang berdampak luas, baik budaya maupun ekonomi,” ujarnya.

Tak hanya panggung budaya, acara ini juga menjadi ruang promosi bagi UMKM lokal. Sejumlah stan produk unggulan dari Kecamatan Batu Layar turut ambil bagian, didukung oleh berbagai mitra seperti Bank NTB Syariah, PT AM Giri Menang, PT Pelindo, dan pelaku usaha oleh-oleh khas Lombok.

Bupati juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan selama perayaan. “Mari menikmati suasana Lebaran Topat di pantai ini, tetapi saya titip bahwa jangan buang sampah sembarangan, karena kebersihan Senggigi menjadi tolak ukur dan acuan ke depan agar Senggigi bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat dan wisatawan yang hadir di tempat ini,” tutupnya.

Perayaan ini bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat identitas budaya sekaligus mendorong promosi pariwisata yang berkelanjutan. (don)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -




VIDEO