spot_img
Rabu, April 23, 2025
spot_img
BerandaPENDIDIKANPagelaran Peresean Dapat Mendukung Revitalisasi Bahasa Daerah

Pagelaran Peresean Dapat Mendukung Revitalisasi Bahasa Daerah

Mataram (Suara NTB) – Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB, Dwi Pratiwi, beserta tim menghadiri undangan dari Yayasan Pemaos Sabda Jati (Pesaja) dalam acara pembukaan Pagelaran Peresean yang berlangsung di Lapangan AKN Lombok Barat, Sabtu, 12 April 2025. Pagelaran Peresean tersebut berlangsung dari tanggal 12 April sampai 16 April 2025.

Dwi Pratiwi menyampaikan, kehadirannya bersama tim Balai Bahasa Provinsi NTB merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap kegiatan kebudayaan yang dapat bersinergi dengan revitalisasi bahasa daerah.

Pada pembukaan acara, hadir Gubernur NTB yang diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Ketua Majelis Adat Sasak, Camat Kuripan, dan Kepala Desa Kuripan. Pada acara ini berkumpul pula seluruh sanggar peresean di Pulau Lombok.

Ketua Yayasan Pesaja, Zul Padli, menyampaikan bahwa kegiatan ini terlaksana berkat bantuan dana dari pemerintah untuk pelestarian kebudayaan masyarakat. Ia berharap bukan hanya Yayasan Pesaja yang mampu mendapatkan dana tersebut, tetapi juga yayasan lain yang memiliki kemampuan serupa untuk memajukan kebudayaan di NTB.

Hal serupa juga diutarakan Ketua Majelis Adat Sasak, Dr. H. Lalu Sajim Sastrawan. Ia berharap Peresean bisa menjadi olahraga nasional jika para pemain peresean dan serikat pepadu bisa menjelaskan dan mengatur peraturan peresean sesuai dengan ketentuan olahraga nasional sehingga kesempatan itu bisa terjadi.

Harapan lain disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Agus Gunawan, sebagai perwakilan pemerintah. Salah satu penyebab keberhasilan pemerintah daerah dalam memajukan daerah adalah kemampuan pemerintah dalam menjaga dan melestarikan budaya daerah. “Kebudayaan kita yang beragam harus terus kita lestarikan dan perkenalkan kepada masyarakat luas. Kebudayaan daerah kita merupakan kebanggaan kita sebagai masyarakat NTB,” ujarnya dalam pidato pembukaan Pagelaran Peresean.

Acara dilanjutkan dengan penampilan dari sanggar peresean. Penampilan para pepadu dengan atraksi saling berkelahi di arena yang telah dibuat di tengah lapangan. Meski acara ini berlangsung saat hujan, para penonton, baik orang tua maupun anak-anak, antusias menyaksikan pagelaran budaya peresean secara langsung. (ron)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -




VIDEO