Mataram (Suara NTB) – Inovasi NTB menyelenggarakan kegiatan Workshop Eksplorasi Pendekatan dalam Meningkatkan Capaian Dasar, pada Sabtu, 19 April 2025. Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari satu malam ini bertujuan untuk meningkatkan capaian literasi, numerasi, dan pendidikan karakter.
Inovasi bermaksud menjembatani Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Kementerian Agama dan untuk mengajarkan suatu pendekatan yang dapat diajarkan kepada para aktor dan pengajar.
Balai Bahasa Provinsi NTB sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah turut diundang pada kegiatan ini. Dwi Pratiwi selaku Kepala Balai hadir langsung untuk menyimak dan berbagi pandangan dan praktik baik literasi.
Dwi Pratiwi menceritakan kendala yang pernah dihadapi Balai Bahasa Provinsi NTB. Sejak tahun 2022, Badan Bahasa telah mendistribusikan ribuan buku ke wilayah 3T, termasuk di NTB. Namun, buku-buku tersebut banyak yang belum dimanfaatkan.
“Pada akhirnya, buku-buku yang telah kami distribusikan dan diharapkan membantu penyelesaian permasalahan rendahnya capaian literasi hanya menghiasi ruang perpustakaan. Lebih buruknya, buku-buku tersebut mengendap di gudang,” jelasnya.
Peserta kegiatan ini tidak hanya berasal dari NTB. Beberapa peserta berasal dari Jawa Timur dan pemerintah pusat. Kehadiran peserta dari beberapa provinsi diharapkan dapat memberikan perspektif baru yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan literasi, numerasi, dan pendidikan karakter.
Dalam sambutannya, Jamarrudin selaku Manajer Inovasi NTB menuturkan bahwa salah satu permasalahan yang menyebabkan rendahnya capaian literasi, numerasi, dan pendidikan karakter adalah kurangnya sinergi dan keberlanjutan. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan dari berbagai bidang, baik pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat dihadirkan dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini berlangsung dengan interaktif. Pada sesi pertama, peserta diperkenalkan dengan istilah the wicked-hard problem atau ‘masalah yang sulit diselesaikan’. Para peserta diminta merefleksikan permasalahan yang pernah ditemui dan mencari tahu penyebabnya.
Narasumber menjelaskan kemungkinan terjadinya proses prematur pada sistem pendidikan. Guru-guru sudah dilatih, buku-buku sudah banyak didistribusikan, tetapi tetap saja pola mengajar para guru berpaku pada metode yang lama. Hal tersebut berarti ada cara yang salah atau tahapan yang tidak sesuai yang dialami oleh tenaga pendidik. Di kegiatan inilah diharapkan permasalahan-permasalahan tersebut dapat ditemukan solusinya. (ron)