Mataram (Suara NTB) – Masyarakat perlu berhati-hati membeli teh celup. Temuan organisasi pemerhati lingkungan Ecoton Foundation menemukan dugaan partikel mikroplastik di sejumlah merek teh celup.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida dikonfirmasi akhir pekan kemarin mengaku, belum mengetahui informasi tersebut. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram, untuk memastikan kandungan dalam teh celup tersebut. “Saya belum tahu informasi ini. Nanti kami coba koordinasikan dengan BPOM,” terangnya.
Berdasarkan temuan Ecoton menyebut telah menemukan mikroplastik jenis fiber dalam kantong teh celup dari berbagai merek. Nida mengakui, pengawasan terhadap barang yang mengandung zat dan bahan berbahaya menjadi kewenangan dari BBPOM. Akan tetapi, pihaknya juga memiliki kewenangan terhadap pengawasan peredaran barang di tingkat retail.
Kandungan zat berbahaya pada teh celup ini harus diketahui oleh masyarakat, sehingga tidak membahayakan konsumen. “Jangan sampai justru membahayakan konsumen,” tegasnya.
Dinas Perdagangan tegas Nida, tidak bisa bergerak sendiri untuk mengantisipasi peredaran produk tersebut. Pihaknya harus bersama-sama dengan BBPOM, aparat kepolisian, dan instansi lainnya. Sebab, baik buruknya kandungan dalam makanan kewenangan BBPOM. “Kita harus koordinasikan lagi,” pungkasnya.
Nida bersyukur adanya informasi dan hasil penelitian dari lembaga pemerhati lingkungan tersebut. Hal ini menjadi pembelajaran bagi konsumen untuk berhati-hati membeli makanan maupun minuman yang mengandung zat berbahaya.
Diketahui, mikroplastik pada teh celup diduga berasal dari polimer sintetis seperti Polietilen (PE) dan Nylon yang menjadi bahan pelapis atau struktur utama dari kantong teh celup. Kedua polimer ini digunakan dalam produksi kantong teh celup untuk meningkatkan daya rekat dan ketahanan terhadap air panas. (cem)
