Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) mengaku akan memberlakukan pembatasan penggunaan lapangan Cenderawasih untuk kegiatan komersial salah satunya pasar malam untuk memastikan lapangan itu layak digunakan oleh atlet.
“Harus kita lakukan pembatasan, karena jika dibiarkan lapangan tersebut akan rusak dan akan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pembenahan atas kerusakannya,” Kata Kadisparpora Sumbawa, Dr. Deddy Heriwibowo, kepada Suara NTB, Minggu, 20 April 2025.
Deddy melanjutkan, pembatasan aktivitas juga dilakukan sebagai salah satu persiapan Sumbawa menjadi tuan rumah beberapa cabor baik itu porprov maupun PON. Selain itu, pembenahan terhadap lapangan tersebut juga untuk menjamin keselamatan para atlet yang berlatih.
“Selama ini sudah ada beberapa keluhan atas penggunaan lapangan tersebut untuk kegiatan komersial salah satunya banyaknya tusuk sate yang dibuang sembarangan sehingga sangat berbahaya,” ujarnya.
Seraya menambahkan, kondisi drainase juga menjadi rusak akibat penggunaan komersial. Bahkan akses utama menuju lapangan juga rusak akibat kendaraan berat yang membawa peralatan komersial ke dalam lapangan.
“Alasan tersebut menjadi pertimbangan kami melakukan pembatasan aktivitas komersial, jika tidak kita lakukan segera kita khawatir kerusakan yang terjadi saat ini akan semakin parah,” tambahnya.
Pemerintah pun memastikan saat ini proses penyusunan DED untuk pembenahan terhadap lapangan tersebut juga terus berproses. Bahkan hasil hitungan sementara kebutuhan anggaran sekitar Cenderawasih sekitar Rp5,5 miliar karena akan pembangunan tribun penonton.
“Anggaran kita usulkan besar karena kita akan bangun tribun di bagian timur dan penataan terhadap UMKM yang akan ditempatkan di bawah tribun sehingga akan lebih tertata dan tidak semberawut,” tukasnya. (ils)
