spot_img
Rabu, Mei 21, 2025
spot_img
BerandaNTBSuwaka Kelola, Ruang Baru Anak Muda NTB

Suwaka Kelola, Ruang Baru Anak Muda NTB

Mataram (Suara NTB) – Suwaka Kelola dirancang oleh Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai ruang ekspresi yang inklusif dan dekat dengan komunitas, khususnya anak muda di NTB.

Romansa Remaja, gelaran seni anak muda NTB, berlangsung Sabtu, 19 April 2025 di Taman Budaya Provinsi NTB. Acara ini menjadi bagian dari program Suwaka Kelola, ruang ekspresi baru yang digagas Taman Budaya dan dilaksanakan oleh Rum Project.

Sebuah acara yang menghadirkan kombinasi unik antara musik, pop-up market, talkshow, dan urban art dalam satu panggung yang terbuka untuk publik.

Mengusung tema Pagelaran Musik Anak Senja, acara ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari program Suwaka Kelola, program yang diprakarsai Taman Budaya Provinsi NTB dan dilaksanakan oleh Rum Project.

“Tahun ini, untuk pertama kalinya, Rum Project dipercaya untuk mengelola kegiatan ini secara langsung,” ucap Head Project Romansa Remaja sekaligus perwakilan Rum Project, Rahadyan Shalat, kepada Suara NTB, pada Minggu, 19 April 2025.

Rahardyan menjelaskan, jika Suwaka Kelola dirancang sebagai ruang ekspresi yang inklusif dan dekat dengan komunitas, khususnya anak muda di NTB. Program ini berangkat dari kesadaran akan minimnya ruang tampil bagi kreator muda, terutama musisi dan seniman di Lombok.

Rum Project, sebagai pelaksana, mencoba menjawab kebutuhan ini lewat pendekatan yang berbasis komunitas dan partisipatif. Suwaka Kelola diharapkan bisa menampung berbagai bentuk ekspresi seni anak muda.

“Ini ruang yang kami desain agar bisa menampung banyak bentuk kreativitas. Tidak cuma musik, tapi juga tari, seni pertunjukan, bahkan diskusi. Dan semuanya orisinal. Karya yang lahir dari kegelisahan anak muda Lombok,” ujarnya.

Acara dibuka dengan talkshow yang membahas peran media populer dalam mendukung perkembangan musisi daerah. Diskusi ini menjadi ruang reflektif yang memberi kontribusi penting terhadap kesadaran kritis para pelaku seni lokal.

“Romansa Remaja ini semacam etalase awal. Sebagai sebuah prototipe awal, program ini masih difokuskan pada para musisi dan kreator muda dari wilayah Mataram. Langkah ini dipilih sebagai bentuk pengujian terhadap konsep dan mekanisme kerja program. Bagaimana sebuah ruang terbuka bisa benar-benar memberi tempat bagi kegelisahan, kreativitas, dan karya anak muda,” terangnya.

“Ke depannya, bila konsep ini berhasil dan mendapat kepercayaan lebih lanjut, cakupannya akan diperluas, menjangkau wilayah seperti Lombok Timur, Sumbawa, dan daerah-daerah lainnya di NTB, dengan semangat kolaboratif yang sama,” tambahnya.

Sejumlah musisi muda Lombok turut memeriahkan panggung Romansa Remaja. Di antaranya adalah Sidzia Madvox, Pamela Paganini, Hybe Tribe, Paris Hasan, Boss Famz, dan The Labmen. “Mereka semua membawakan lagu original ciptaan mereka sendiri,” tutup Rahadyan.

Dengan energi kolektif dan semangat kolaborasi, Suwaka Kelola menjadi harapan baru bagi ekosistem seni di NTB, yang lebih partisipatif, relevan, dan berkelanjutan. (hir)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO