Mataram (Suara NTB) – Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), masih menjadi perhatian serius. Berdasarkan data tahun 2021, AKI tercatat mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. Padahal, target nasional pada tahun 2030 adalah menurunkannya hingga 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Profesional di bidang kesehatan masyarakat yang juga aktif sebagai dosen dan praktisi medis di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, dr. Wahyu Sulistya Affarah, MPH, Sp.KL, Subsp.PP menyampaikan bahwa dibandingkan dengan daerah lain di NTB, Kota Mataram memiliki tingkat kematian ibu hamil akibat penyakit jantung yang lebih rendah.
“Lebih rendah dibandingkan kabupaten dan kota lain di NTB, tetapi masih ada casenya. Padahal meski secara geografis tidak ada kendala dalam akses fasilitas kesehatan, kasus kematian ibu masih terjadi, terutama setelah proses persalinan, pada masa nifas,” terangnya pada Jumat (25/4/2025)
Salah satu penyebab utama AKI adalah penyakit kardiovaskular, yang dialami oleh sekitar 1–4% ibu hamil. Separuh dari kasus tersebut berujung pada kematian ibu. Kondisi ini menuntut penanganan dengan pendekatan multidisiplin, yang mencakup kolaborasi berbagai bidang keahlian dalam dunia medis.
Sebagai respon terhadap tantangan ini, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram menyusun sebuah buku panduan ilmiah dan praktis yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan, khususnya dokter umum dan bidan.
Buku tersebut berjudul Panduan Komprehensif Penyakit Jantung pada Kehamilan. Yang disusun oleh dr. Ario Danianto SpOG, Subsp.K.FM; dr. Wahyu Sulistya Affarah, MPH, Sp.KL, Subsp.PP; Dr. dr. Yusra Pintaningrum, Sp.JP(K), FIHA, FAPSC, FAsCC, FAPSIC; Dr. dr. Yanna Indrayana, Sp.JP, FIHA, FAsCC, FAPSC; dan dr. A.A. Sg. Mas Meiswaryasti Putra, M. Biomed, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC.
Menurut dr. Yusra, buku ini mengupas perubahan fisiologis selama kehamilan, jenis-jenis penyakit jantung yang sering terjadi, serta pendekatan tatalaksana dari diagnosis hingga pasca persalinan. Penilaian risiko dengan metode modified WHO dan perencanaan persalinan juga menjadi bagian penting dalam buku tersebut.
Melalui kolaborasi lintas disiplin, buku ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan serta menurunkan risiko komplikasi bagi ibu dan janin. Edukasi dan skrining dini melalui layanan kesehatan primer juga menjadi salah satu fokus utama buku ini.
“Kebetulan yang membuat ini kami berlima dibantu dengan para mahasiswa. Buku ini tujuannya adalah sebagai panduan penyakit jantung pada kehamilan untuk para dokter umum dan bidan. Makanya ini akan dibagikan satu-satu di tiap puskesmas,” ungkapnya.
Peluncuran buku ini dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Mini Simposium bertajuk Kehamilan dengan Penyakit Jantung: Tantangan, Risiko, dan Solusi untuk Ibu dan Janin. “Harapannya kalau semuanya sudah paham, target utama kita itu menurunkan angka kematian itu,” tutupnya. (hir)