spot_img
Kamis, Mei 22, 2025
spot_img
BerandaPENDIDIKANPenyakit Jantung Koroner Kini Banyak Menyerang Anak Muda

Penyakit Jantung Koroner Kini Banyak Menyerang Anak Muda

Mataram (Suara NTB) – Penyakit jantung koroner (PJK) kini tak lagi identik dengan usia lanjut. Dalam beberapa tahun terakhir, tren menunjukkan peningkatan signifikan kasus PJK di usia muda, terutama pada rentang usia 30–40 tahun. Kondisi ini menjadi tantangan baru bagi dunia medis, termasuk di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Dr. dr. Yusra Pintaningrum, Sp.JP(K), FIHA, FAPSC, FAsCC, FAPSIC, menjelaskan bahwa penyakit jantung koroner terjadi akibat penyempitan pembuluh darah jantung yang mengganggu aliran darah ke otot jantung. Jika tidak segera ditangani, dapat berujung pada serangan jantung.

“Trennya sekarang memang mulai banyak menyerang usia muda, umur 30 sampai 40 tahun, dan salah satu faktor utamanya adalah merokok,” ucapnya saat diwawancarai pada Jumat, 25 April 2025.

Kata dr. Yusra, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia, baik perokok konvensional maupun rokok elektrik. Nikotin dalam rokok menyebabkan kecanduan dan dapat merusak fungsi endotel pembuluh darah, sehingga mempercepat terbentuknya plak yang menyumbat aliran darah.

Selain merokok, gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam, serta kurangnya aktivitas fisik, juga menjadi pemicu utama. “Sekarang ini, orang tinggal klik-klik pesan makanan online. Makannya dapat, tapi jalan kakinya nggak ada. Akhirnya obesitas meningkat, disusul hipertensi dan dislipidemia,” tambahnya.

Ia juga menjabarkan jika faktor risiko PJK sendiri dibagi menjadi dua, yaitu yang tidak bisa diubah dan yang bisa diubah. Faktor yang tidak bisa diubah meliputi jenis kelamin (laki-laki lebih berisiko), usia (semakin tua, semakin tinggi risiko), dan riwayat keluarga atau genetik. Sementara itu, faktor yang bisa dikendalikan antara lain merokok, obesitas, hipertensi, dan dislipidemia.

Kabar baiknya, NTB kini sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk menangani kasus jantung koroner. Prosedur intervensi seperti kateterisasi jantung dan pemasangan stent sudah bisa dilakukan di rumah sakit provinsi. Bahkan, kurang lebih dari 11 pasien telah menjalani operasi bypass jantung (CABG) di NTB sepanjang satu tahun terakhir.

“Kerja sama dengan RS Jantung Harapan Kita masih terus berjalan, terutama untuk kasus penyakit jantung bawaan yang memerlukan operasi terbuka, karena yang itu memang belum bisa kita tangani sendiri,” jelasnya.

Menurutnya, dengan semakin banyaknya kasus pada usia muda, edukasi dan deteksi dini menjadi kunci. “Gaya hidup sehat harus dimulai sejak dini agar generasi produktif tetap terjaga kesehatannya,” tutupnya. (hir)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO