Mataram (Suara NTB) – Universitas Mataram (Unram) menunjukkan komitmennya untuk menjadi kampus inklusif dengan menyiapkan pelatihan bahasa isyarat bagi dosen dan tenaga kependidikan. Langkah ini diambil untuk mendukung mahasiswa difabel, terutama tunarungu, yang mulai berkuliah di Unram.
“Mulai Mei ini, kami mengadakan pelatihan bahasa isyarat yang difasilitasi oleh pelatih profesional dari Jakarta. Pelatihannya bertahap hingga empat level agar dosen dan tendik benar-benar mahir menggunakan bahasa isyarat,” ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik Unram, Prof. Dr. Sitti Hilyana, M.Si.
Pelatihan tersebut tidak hanya dibuka untuk dosen aktif dan tenaga kependidikan, tetapi juga untuk alumni, agar membuka peluang karier baru di berbagai sektor yang kini membutuhkan keahlian dalam bahasa isyarat.
Pelatihan akan dilaksanakan di Gedung Perpustakaan Unram, dengan skema empat level pelatihan. Setiap level berlangsung selama 3,5 bulan, sehingga peserta mendapatkan waktu belajar yang cukup untuk menguasai keterampilan menggunakan bahasa isyarat secara bertahap dan mendalam.
Selain itu, Unram juga terus melengkapi infrastruktur ramah difabel, seperti jalur kursi roda, lift, dan kamar mandi khusus di berbagai fakultas.
“Tidak cukup hanya infrastruktur, SDM juga harus siap. Kami ingin saat proses belajar mengajar berlangsung, mahasiswa difabel mendapat layanan maksimal, termasuk penerjemah bahasa isyarat di kelas,” tambahnya.
Prof. Nana menjelaskan bahwa upaya ini merupakan bagian dari visi besar Unram untuk menjadi pionir dalam membangun kampus ramah difabel di Indonesia. Tidak hanya berfokus pada akses fisik, tetapi juga pada akses komunikasi dan pelayanan akademik yang setara bagi seluruh mahasiswa, tanpa diskriminasi.
Dengan pelatihan dan peningkatan fasilitas ini, kata Prof. Nana, Unram berharap menjadi pionir kampus ramah difabel di Indonesia, memberikan kesempatan belajar yang setara bagi semua mahasiswa. (ron)