Mataram (Suara NTB) – Kelompok terbang (Kloter) pertama calon jemaah haji asal Lombok Barat akan mengawali keberangkatan ke tanah suci. Sebanyak 384 jemaah yang terdiri dari 209 jemaah laki-laki, dan 175 jemaah perempuan kini sudah berada di Asrama Haji.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan oleh Tim Kesehatan Haji Embarkasi Lombok, diketahui bahwa 91,54 persen dari jamaah tergolong dalam kategori risiko tinggi (risti).
“Dari 390 jamaah yang diperiksa, sebanyak 91,54 persen masuk kategori risiko tinggi. Angka ini tergolong tinggi,” ujar Suparlan dari Balai Kekarantinaan Kesehatan Mataram.
Rincian kategori jemaah dengan risiko tinggi meliputi risiko tinggi berat (usia di atas 60 tahun dengan penyakit) sebanyak 140 orang, risiko sedang (usia di bawah 60 tahun dengan penyakit) sebanyak 211 orang.
“Selain itu, terdapat 6 orang berusia di atas 60 tahun namun dalam kondisi sehat, serta 33 orang lainnya tergolong dalam kategori risiko tinggi umum,” lanjutnya.
Meskipun sebagian besar jamaah masuk kategori risiko tinggi, jumlah kunjungan ke poliklinik terbilang rendah, hanya 24 orang. Bahkan, tidak ada satu pun jemaah yang perlu dirujuk ke rumah sakit. ‘’Alhamdulillah, hingga pukul 17.30 Wita, seluruh jemaah dinyatakan layak terbang,” tambahnya.
Sementara itu, dari hasil penilaian istitoah atau kemampuan kesehatan di tingkat kabupaten/kota, sebanyak 71 orang dari total 390 jemaah dinyatakan memenuhi syarat. Namun, berdasarkan pemeriksaan akhir di poliklinik Asrama Haji NTB, seluruh jamaah kloter pertama dinyatakan layak untuk berangkat.
Sesuai jadwal, para jamaah akan bermalam di Asrama Haji dan dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada Jumat, 2 Mei 2025 pukul 01.50 WITA melalui Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid menuju Madinah (MED).
Di sisi lain, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, Zamroni Aziz, mengungkapkan bahwa sebanyak 4.499 jemaah haji dari seluruh kabupaten/kota di NTB telah siap diberangkatkan ke Arab Saudi melalui Embarkasi Lombok.
“Jumlah tersebut meliputi 4.230 jemaah reguler, 225 jemaah prioritas lanjut usia (lansia), 36 orang dari Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD), serta 8 jemaah dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU),” terangnya.
Pemberangkatan para jemaah akan dilakukan dalam 12 kelompok terbang (kloter) dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 777 yang memiliki kapasitas 393 penumpang.
“Setiap kloter akan didampingi oleh empat petugas PPIH Kloter, terdiri dari Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah, serta dua tenaga kesehatan haji,” lanjutnya.
Selain itu, tiap kloter juga akan diperkuat oleh tiga Petugas Haji Daerah (PHD), sehingga total jumlah PHD yang akan diberangkatkan mencapai 36 orang.
Zamroni menambahkan, seluruh petugas haji telah melalui proses rekrutmen secara daring, seleksi administrasi, tes berbasis komputer (CAT), wawancara, serta pelatihan teknis terintegrasi selama lima hari guna memastikan kesiapan pelayanan terhadap jemaah di lapangan. (era)
