Mataram (Suara NTB) – Sejumlah pengunjung Perpustakaan Kota Mataram mengeluhkan jam operasional layanan yang dinilai kurang lama dan tidak fleksibel.
Salah satu pengunjung, Putri (25), dalam kunjungannya baru-baru ini menyayangkan bahwa perpustakaan hanya buka hingga pukul 13.00 WITA pada hari Sabtu. “Mungkin bisa dipertimbangkan untuk jam bukanya lebih lama, apalagi saat weekend,” ujarnya kepada Suara NTB, Sabtu, 26 April 2025 lalu.
Menurut Putri, pembatasan waktu operasional tersebut menunjukkan bahwa pemerintah belum serius dan optimal dalam menyediakan akses pendidikan bagi masyarakat. Ia menilai bahwa perpustakaan seharusnya menjadi ruang edukatif yang bisa mengikuti ritme kehidupan masyarakat.
“Perpustakaan seharusnya menjadi tempat yang bisa diakses dengan leluasa, tempat kita bisa berlama-lama membaca atau belajar. Tapi kalau cuma buka sebentar, kapan masyarakat bisa menikmati fasilitas ini. Walaupun daerah kita bukan kota besar, tapi semoga bisa kayak di luar negeri yang buka 24 jam,” tuturnya.
Di sisi lain, salah seorang pengunjung, Silviana (22), mengaku lebih sering berkunjung ke Perpustakaan Kota Mataram daripada ke perpustakaan kampusnya. Ia merasa suasana di perpustakaan kota lebih kondusif untuk belajar dan membaca secara mandiri. Tetapi, ia menyayangkan dengan jam operasional perpustakaan kota mataram yang cukup singkat.
“Saya lebih nyaman di perpustakaan kota karena suasananya lebih tenang. Kadang di kampus terlalu ramai, cuman sayang cepat tutup. Mau ke pusda jauh, lawan arah pulang, kalo ke perpus kota sekalian jalur pulang,” ucapnya pada Suara NTB, Senin 28 April 2025.
Menurutnya, perpustakaan umum seharusnya menjadi ruang belajar alternatif bagi siapa saja, terutama bagi mahasiswa yang membutuhkan suasana baru atau sumber literatur tambahan di luar referensi perkuliahan. Ia berharap jam operasional perpustakaan kota bisa diperpanjang agar semakin banyak pelajar dan mahasiswa yang bisa memanfaatkannya.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram, Jimmy Nelwan, menjelaskan bahwa pembatasan jam operasional perpustakaan berkaitan erat dengan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia saat ini.
“Kami sudah menyusun jadwal operasional berdasarkan rapat internal dan menyesuaikannya dengan kondisi SDM yang ada. Saat ini, personel kami terbagi juga untuk mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Taman Sangkareang dan Udayana, sehingga perlu penyesuaian,” jelasnya saat dihubungi Suara NTB, Senin, 28 April 2025.
Jimmy menambahkan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan penambahan jam operasional apabila jumlah SDM sudah mencukupi. “Kami tentu sangat terbuka untuk memperluas jam layanan, termasuk membuka di hari Minggu, jika ke depan SDM bisa ditambah,” tambahnya.
Untuk diketahui, saat ini Perpustakaan Kota Mataram melayani pengunjung dari hari Senin sampai Kamis mulai pukul 08.00 hingga 16.30 WITA, dengan waktu istirahat pukul 12.00 hingga 13.00 WITA. Pada hari Jumat, layanan hanya dibuka sampai pukul 10.45 WITA, dan hari Sabtu hingga pukul 11.45 WITA.
Lebih lanjut, Jimmy menegaskan bahwa pelayanan perpustakaan tidak hanya sebatas membuka akses ruang baca, tetapi juga mencakup edukasi kepada pengunjung dari berbagai kalangan. Karena itu, layanan membutuhkan kehadiran petugas yang memadai.
“Kalau SDM mencukupi, kami siap memperluas layanan demi masyarakat. Kami juga berharap masyarakat terus memberikan masukan, agar perpustakaan menjadi lebih baik dan inklusif,” pungkasnya. (hir)