Sumbawa Besar (Suara NTB) – Sebanyak 33 unit rumah yang rusak akibat bencana kebakaran terjadi selama tahun 2024 hingga kini belum ditangani pemerintah akibat anggaran yang dibutuhkan belum tersedia dengan estimasi mencapai Rp500 juta.
“Rumah-rumah tersebut belum ada yang kita tangani sampai saat ini, karena anggaran kita terbatas, kata kepada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PRKP) melalui Kabid Kawasan Permukiman, Rizqi Helfiansyah, kepada Suara NTB, Jumat, 9 Mei 2025.
Rizqi melanjutkan, 33 unit rumah tersebut sebenarnya sudah diusulkan untuk ditangani sejak awal tahun 2025. Namun hingga saat ini belum bisa dilakukan karena anggarannya tidak ada, justru yang akan ditangani lebih awal kasus kebakaran di Kecamatan Alas.
“Kita rencananya akan menangani 5 unit rumah dulu di kecamatan Alas yang terbakar di awal tahun lalu dan anggarannya sudah ada melalui Direktif wakil bupati. Sementara 33 unit rumah lainnya belum jelas, ujarnya.
Rizqi pun meyakinkan, pihaknya tetap akan melakukan pengecekan lebih lanjut terhadap rumah-rumah yang ditangani. Hal tersebut dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan anggaran termasuk besaran nilai bantuan untuk masing-masing rumah.
“Tetap kita akan cek lapangan untuk memastikan kerusakannya, tetapi biasanya anggaran maksimal untuk penanganan rumah yang hangus terbakar sekitar Rp100 juta per unit, ucapnya.
Disinggung terkait penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di tahun 2025, Rizky menyebutkan yang sudah masuk dalam sistem baru sekitar 90 unit. Anggaran tersebut pun bersumber dari Dana Pokok Pikiran (Pokir) sementara untuk anggaran khusus RTLH tidak ada anggaran.
“Penanganan terhadap RTLH tetap kita dilakukan di tahun 2024 ada sekitar 130 unit yang sudah ditangani meskipun jumlah tersebut belum setengahnya dari total RTLH yang mencapai 43.000 unit,” tambahnya. (ils)