Mataram (Suara NTB) – Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB, penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD) telah menelan korban sebanyak sembilan orang sepanjang Januari sampai Mei 2025 di NTB. Kesembilan korban tersebut tersebar di kabupaten/kota di NTB. Kabupaten Bima menjadi daerah yang paling banyak angka kematian akibat DBD ini.
“Sepanjang berjalannya tahun 2025 hingga saat ini, terjadi kasus kematian akibat DBD di NTB sebanyak sembilan kematian yakni di Kabupaten Bima 4 kasus kematian. Dompu dan Kota Bima masing-masing dua (2) kematian, dan di Kabupaten Lombok Timur satu (1) kematian,” kata Plh. Kadikes NTB, Tuti Herawati, S.SiT., MPH, melalui keterangannya, Rabu 14 Mei 2025.
Sementara itu, jumlah kasus DBD di NTB pada 2025 sebanyak 2.200 kasus. Tercatat, kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Dompu dengan 392 kasus. Diikuti, Kabupaten Sumbawa 324 kasus. Kota Mataram 305 kasus. Lombok Barat 261 kasus. Kabupaten Bima 237 kasus. Kabupaten Sumbawa Barat 141 kasus. Lombok Utara 115 kasus, dan Lombok Tengah 86 kasus.
Meski demikian, terjadi penurunan kasus DBD di NTB pada April 2025 dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Januari 686 kasus, Februari 755 kasus, Maret 453 kasus, dan April 286 kasus.
Adapun terkait penyebab peningkatan kasus DBD di NTB diduga disebabkan oleh lingkungan. “Peningkatan kasus DBD dipengaruhi oleh lingkungan berupa perubahan iklim, terutama cuaca dengan curah hujan seperti ini,” ungkapnya.
Sementara itu, ketersediaan logistik seperti RDT (Rapid Diagnostic Test) dan insektisida sangat terbatas di NTB, sehingga Dinas Kesehatan menggencarkan upaya pencegahan dan penanganan melalui imbauan kewaspadaan DBD di seluruh kabupaten/kota.
Imbauan tersebut berupa edukasi masyarakat untuk menggiatkan upaya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan konsep 3M plus yakni menguras dan menutup tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang bekas yang sekiranya berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Serta PLUS seperti menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi rumah, serta gotong royong membersihkan halaman,” jelasnya.
Tuti juga menganjurkan agar di kabupaten/kota juga melakukan upaya pencegahan melalui penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. (sib)