spot_img
Senin, Juni 16, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMAnak Disinyalir Mulai Terpapar Aplikasi Prostitusi Online

Anak Disinyalir Mulai Terpapar Aplikasi Prostitusi Online

Mataram (Suara NTB) – Perkembangan teknologi semestinya memberikan kemudahan informasi bagi masyarakat. Aplikasi pertemanan yang marak muncul terindikasi disalahgunakan. Lemahnya pengawasan orang tua justru memicu anak terpapar aplikasi prostitusi online.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram, Drs. I Nyoman Suandiasa menjelaskan, era digital selalu membawa pengaruh baik positif dan negatif bagi penggunanya. Apalagi aplikasi media sosial telah merambah pada seluruh segmentasi usia. Salah satu dampak negatif adalah anak mulai terpapar aplikasi prostitusi online.

Menurutnya, fenomena ini terjadi akibat dimudahkannya orang dengan dihadirnya digitalisasi. Hal ini patut diwaspadai dan distrubsi digital harus eliminasi. “Dampak positif dan negatif itu pasti ada. Salah satunya maraknya aplikasi prostitusi online,” katanya.

Kasus anak SD diduga menjadi korban aplikasi prostitusi online menjadi salah satu contoh nyata. Nyoman menilai pengawasan orang tua sangat penting. Sebab, kebijakan apapun yang dikeluarkan pemerintah melalui regulasi tentang perlindungan di dunia digital, tetapi peran orang tua sangat penting.

Hal itu kata dia, yang bisa dilakukan terkait dengan maraknya transformasi digital dan ruang publik mulai terpapar oleh kemudahan akibat transformasi digital yang telah terjadi. “Aplikasi ini tersedia dan mudah diunduh oleh siapapun,” jelasnya.

Dijelaskan, masyarakat perlu memilah dan memilih aplikasi meskipun diberikan kemudahan mengakses aplikasi. Pemerintah tidak mungkin membatasi anak-anak untuk menggunakan aplikasi tertentu, karena menjadi ranah privasi.

Saat ini lanjutnya, Pemerintah Kota Mataram telah melarang penggunaan gawai di sekolah. Tujuannya agar anak lebih mudah berinteraksi dengan rekan sebayanya. Selain itu, platform digital juga memiliki regulasi terkait pembatasan konten yang bernuansa SARA dan pornografi.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat di era digitalisasi ini, banyak hal menyesatkan di ruang digital harus pandai memilah dan memilih konten atau aplikasi negatif. Peran orangtua untuk mengingatkan memberikan pencerahan harus tetap diberikan pemahaman, supaya anak tidak terjebak aplikasi atau konten negatif. (cem)

 

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -









VIDEO