WAKIL Gubernur (Wagub) NTB, Hj.Indah Dhamayanti Putri, menghormati aspirasi yang disampaikan masyarakat Pulau Sumbawa terkait pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Pulau Sumbawa (PPS).
Hal itu disampaikan Wagub Dinda, saat ditemui wartawan, Jumat 16 Mei 2025. ‘’Kita menghormati aspirasi dari keluarga besar kita Pulau Sumbawa. Apalagi ini adalah perjuangan yang sudah lama disuarakan. Kemudian mengemuka kembali hari ini dengan harapan bahwa moratoriumnya bisa dibuka,” katanya.
Wagub mengatakan, dirinya dengan Gubernur NTB, tidak membatasi perjuangan masyarakat Pulau Sumbawa untuk menyampaikan aspirasinya. “Kami intinya bersama Pak Gubernur tidak membatasi perjuangan teman-teman di Pulau Sumbawa. Tetapi juga tidak mengurangi semangat kami untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa,” jelas mantan Bupati Bima itu.
Kini, Pemprov NTB tengah berupaya untuk menjalin komunikasi dengan DPR RI agar aspirasi pembentukan DOB PPS bisa segera terealisasi.
‘’Saya rasa menjalin komunikasi mungkin dengan DPR RI keterwakilan dari Dapil 1, Dapil 2, seperti apa melihat peluang di pusat saya rasa seperti itu. Saat ini adalah bagaimana komunikasi dengan kementerian dan DPR RI,’’ terang Dinda.
Wagub Dinda juga menanggapi aksi blokade oleh Komite Percepatan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (KP4S) di Kecamatan Poto Tano pada Kamis, 15 Mei 2025. Ia menilai aksi tersebut dimaksudkan supaya aspirasi mereka didengar.
“Saya rasa sih niat mereka tidak untuk menutup ya. Tetapi mereka ingin didengar apa yang menjadi aspirasi mereka. Karena mereka juga sadari, bandara kemudian pelabuhan itu kan adalah objek-objek vital ya memang diperuntukkan untuk pelayanan masyarakat,’’ pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi massa gabungan dari seluruh kabupaten/kota di Pulau Sumbawa mengakibatkan arus lalu lintas di beberapa titik lumpuh total. Massa dalam orasinya, menagih janji Presiden Prabowo Subianto yang akan mengesahkan pemekaran PPS.
Bertempat di Kecamatan Poto Tano, massa yang menamakan diri KP4S melancarkan aksinya di dua titik berbeda. Pada titik pertama massa yang sebagaian besar merupakan warga Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) berkumpul di simpang 3 Kemutar Telu, Desa Tambak Sari. Sementara massa yang berasal dari Kabupaten Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima menggelar aksinya di kawasan perbatasan KSB dan Kabupaten Sumbawa atau tepatnya Simpang Ai Jati, Kecamatan Alas Barat. (sib/bug)
