Mataram (Suara NTB) – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersiap menjadi tuan rumah perhelatan akbar Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) tahun 2025. Acara yang dijadwalkan berlangsung dari 26 Juli hingga 1 Agustus 2025 ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan berbagai cabang olahraga rekreasi, tetapi juga diproyeksikan akan memberikan dampak signifikan terhadap geliat perekonomian lokal. Potensi perputaran uang mencapai Rp45 miliar.
Potensi besar ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariyadi, M.Si., saat membuka Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) persiapan Fornas di Hotel Lombok Raya, Mataram, Rabu (28/5/2025). Rakerprov ini melibatkan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) NTB, perwakilan kabupaten/kota, serta seluruh induk organisasi olahraga (inOrga) yang akan berpartisipasi.
“Targetnya menghadirkan sekitar 15.000 peserta dari seluruh Indonesia. Dengan hadirnya banyak orang, kami berharap dana akan berputar di daerah kita, mencairkan kebekuan-kebekuan ekonomi yang mungkin ada,” ujarnya.
Fornas VII tahun ini akan diikuti oleh 81 induk organisasi olahraga/cabang olahraga (cabor) dari seluruh penjuru Nusantara. Kehadiran ribuan peserta dan rombongan pendamping ini diyakini akan memicu pergerakan ekonomi di berbagai sektor, mulai dari akomodasi, transportasi, kuliner, hingga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sekda Lalu Gita Ariyadi memberikan simulasi sederhana mengenai potensi perputaran ekonomi. “Jika 15.000 orang datang, ini belum termasuk keluarga dan pendamping. Dan setiap orang membelanjakan Rp1 juta per hari, dikalikan tiga hari pelaksanaan, maka pengeluaran per orang akan mencapai Rp3 juta. Jika dikalikan 15.000 peserta, sudah berapa banyak uang yang berputar? Apalagi jika yang datang adalah orang-orang berduit, homestay akan terisi penuh. Dalam tiga hari saja, diperkirakan Rp45 miliar dana akan berputar di NTB,” jelasnya optimis.
Untuk mendukung penyelenggaraan Fornas, pemerintah NTB telah mengalokasikan dana hibah sebesar Rp28 miliar setelah revisi. Dari Rp28 miliar ini, akan memberikan dampak hampir 2 kali lipat pergerakan ekonomi. Sekda Lalu Gita Ariyadi menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga akuntabilitas penggunaan dana ini.
“Hibah untuk kegiatan Fornas di NTB melibatkan Inspektorat. Kami berkaca dari penyelenggaraan event di daerah lain yang kerap diaudit pasca-event. Oleh karena itu, satu rupiah pun dari dana hibah ini harus dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya. Tidak ada yang tidak dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sekda Lalu Gita Ariyadi menekankan pentingnya membuat para tamu betah dan bahagia selama berada di NTB agar masa tinggal mereka bisa lebih lama.
“Sekarang bagaimana tamu-tamu ini dibuat bahagia dan betah, masa tinggalnya bisa lebih lama. Ajak mereka berwisata ke mana-mana,” pungkasnya.
Strategi yang akan diterapkan adalah menyebarkan lokasi event ke berbagai titik, tidak hanya terpusat di satu tempat. Hal ini bertujuan untuk mengajak peserta dan rombongan menikmati keindahan alam NTB, seperti Sembalun dan Gili Trawangan.
“Makanya event ini kita tidak ingin terkonsentrasi di satu tempat. Ajak dia ke Sembalun, ajak ke Trawangan, sehingga semua tempat ini menjadi tempat yang asyik bagi semua dan menarik mereka kunjungi,” tutup Sekda.
Dengan persiapan yang matang dan fokus pada akuntabilitas serta penyebaran dampak ekonomi, Fornas VII di NTB diharapkan dapat menjadi tonggak kebangkitan ekonomi daerah sekaligus mempromosikan pariwisata NTB secara luas.
“Kita berharap dengan Fornas di NTB ini akan mencairkan kebekuan-kebekuan kegiatan ekonomi dari belanja-belanja peserta nanti,” demikian ujar mantan Pj. Gubernur NTB ini. (bul)