Praya (Suara NTB) – Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat menjadi fokus dan prioritas utama Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Kualitas kesehatan masyarakat sangat menentukan bisa tidaknya Indonesia menjadi negara maju pada periode 2035 hingga 2045 mendatang di saat Indonesia sedang menikmati bonus demografi. Di mana penduduk usia produktif jauh lebih tinggi dari penduduk non-produktif.
Salah satu langkah yang sedang diupayakan saat ini yakni dengan mendorong adanya transformasi kesehatan di Indonesia. Dengan mendorong perubahan paradigma penanganan kesehatan di Indonesia. Dari yang berfokus pada kuratif (pengobatan) beralih pada penguatan promotif dan preventif.
“Selama ini kita hanya fokus bagaimana mengobati orang yang sakit. Nah, kedepan paradigma ini yang harus diubah menjadi bagaimana menjaga orang agar tetap sehat,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Rabu (28/5/2025).
Berbicara di hadapan Gubernur NTB dan para kepala daerah se-NTB di acara Rapat Koordinasi Kesehatan NTB di Swiss Bell Court Hotel Praya, Desa Tanak Awu Kecamatan Pujut, Lombok Tengah (Loteng), Menkes mengungkapkan untuk menjaga masyarakat tetap sehat, maka langkah promotif dan preventifnya harus diperkuat. Caranya dengan terus menyosialisasikan dan mengajak masyarakat agar tetap menjaga pola hidup sehat. Kemudian secara rutin dan berkala melakukan pengecekan kesehatan.
Karena itu, sebelum sakit, langkah antisipasi dan pencegah sudah lebih dulu dilakukan. “Dalam hal ini dukungan dari seluruh kepala daerah sangat dibutuhkan. Untuk bagaimana program-program promotif dan preventif kesehatan diperkuat di wilayahnya masing-masing. Supaya masyarakatnya bisa terus terjaga kesehatanya,” terang Menkes.
Kalau masyarakatya sehat, maka produktivitasnya akan meningkat. Sedangkan kalau masyarakatnya sakit, bisa dipastikan produktivitasnya juga akan menurun. “Kalau sakit orang tidak akan bisa berproduksi. Agar tetap bisa berproduksi, maka masyarakatnya harus sehat,” imbuhnya.
Menkes menjelaskan, untuk bisa menjadi negara maju, tantangan yang dihadapi Indonesia tidaklah ringan. Salah satu tantangan yang dihadapi ialah masih rendahnya pendapatan per kapita masyarakat Indonesia. Di mana saat ini rata-rata pendapatan perkapita masyarakat Indonesia hanya sekitar Rp5 juta per bulan.
Sementara menurut World Bank untuk bisa masuk dalam kategori negara maju, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia harus di angka Rp15 juta per bulan. Artinya, dari sisi pendapatan per kapita Indonesia harus bisa mengenjot peningkatan pendapatan per kapita masyarakatnya hingga tiga kali lipat.
“Sekarang bagaimana kita bisa meningkatan pendapatan per kapita sampai tiga kali lipat kalau masyarakatnya tidak sehat. Jadi kalau pendapatan per kapitanya naik, selain pintar masyarakatnya juga harus sehat,” terangnya.
Ini menunjukkan kalau kontribusi kesehatan dalam mewujudkan mimpi Indonesia menjadi Negara maju, sangat besar. Sehingga wajar kalau kemudian pemerintah pusat memberikan perhatian yang serius pada upaya-upaya peningkatkan kualitas kesehatan. Dengan cara tetap menjaga kesehatan masyarakat itu sendiri. Dan, dukungan dari para kepala daerah dalam hal ini sangatlah penting.
Di tempat yang sama, Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan dukungan Pemprov NTB terhadap perubahan paradigma kesehatan yang diusung oleh pemerintah pusat tersebut. Pihaknya pun komitmen untuk menjalankan transformasi kesehatan yang direncanakan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes). “NTB siap dukung rencana tranfsormasi kesehatan yang dikakukan oleh Kemenkes,” tandasnya. (kir)