spot_img
Rabu, Juni 18, 2025
spot_img
BerandaNTBEarth Hour Mataram, WWF-Indonesia, dan INOVASI NTB Gelar Lapak Aksi, Dorong Pendidikan...

Earth Hour Mataram, WWF-Indonesia, dan INOVASI NTB Gelar Lapak Aksi, Dorong Pendidikan Perubahan Iklim

Mataram (Suara NTB) – Earth Hour Mataram bersama WWF-Indonesia dan INOVASI menggelar kegiatan “Lapak Aksi” dengan tema Kolaborasi dalam Menciptakan Pendidikan Perubahan Iklim yang Inklusif. Kegiatan ini diadakan di Rota Kopi 1969, Rembiga, Kota Mataram dan di area Car Free Day (CFD) Udayana, Kota Mataram, pada Minggu (1/6/2025).

Lapak Aksi ini diisi dengan parade iklim atau climate parade, aksi bersih atau clean up, lokakarya mini atau mini workshop, live painting atau melukis langsung di tempat oleh Chole, dan pembicaraan iklim atau climate talk. Pembicaraan iklim berupa diskusi yang dipandu Ruhma Ruksalana H., dengan narasumber Miftahul I. Purnama dari Saujana dan Kandi Sekarwulan dari Jaga Bumi dan Gumil Movement.

Koordinator Kota Earth Hour Mataram, Wibisono Setiyoadi menjelaskan, Lapak Aksi diadakan karena tingkat literasi terkait perubahan iklim di NTB masih relatif sangat minim. Kebanyakan orang mengetahui perubahan iklim, tapi tidak tahu apa sebenarnya dampak, apa gejala perubahan iklim tersebut.

“Perubahan iklim ini berpotensi menjadi bom waktu. lambat laun orang tidak terlalu tahu terkait perubahan iklim sejak dini. Pembuat kebijakan dan generasi selanjutnya tidak tahu perubahan iklim dan pencegahannya. Memang masih belum serius pendidikan perubahan iklim di Indonesia,” ujar Wibisono.

Oleh karena itu, pihaknya berkolaborasi dengan berbagai komunitas dan organisasi yang peduli terhadap perubahan iklim. Ke depan, pihaknya akan membuat materi atau modul perihal edukasi perubahan ikilim. Modul itu akan disampaikan ke guru-guru di sekolah.

“Tujuan besar kami membuat materi modul pendidikan perubahan lingkungan yang bersifat lokal. Saat ini masih rencana, karena butuh waktu dan tidak main-main untuk membuat modul dan materi itu. Target rampung di tahun 2026,” pungkasnya.

Ecosystem Officer INOVASI NTB, Mila Karmila dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang bergabung dalam kegiatan ini. INOVASI merupakan program kemitraan Australia-Indonesia yang menyasar pendidikan dasar dan saat ini sudah masuk ke fase ketiga. “Kolaborasi ini cara INOVASI bekerja di fase ketiga ini dengan menyasar ekosistem pendidikan. Di fase ketiga ini, INOVASI mengangkat tema perubahan iklim. Acara ini perlu dibuat untuk menguatkan pendidikan perubahan iklim itu,” ujarnya.

Lapak Aksi diawali pada pukul 07.00 Wita dengan aksi Clean Up di sepanjang area CFD Udayana. Kemudian dilanjutkan dengan climate talk di Rota Kopi 1969. Para narasumber menekankan petingnya pendidikan perubahan iklim ini.

Salah satu narasumber, Miftahul I. Purnama mengatakan, cara menghadapi perubahan iklim itu dengan pendidikan. Tanpa ada pendidikan, susah sekali untuk mengontrol pola hidup manusia. “Misalnya orang Indonesia belajar di IPA, kita paham teknis alam, seperti teori terjadinya hujan. Namun, yang belum ada itu, bagaimana memahami secara konsep, secara refleksi,” ujarnya.

Ia menyarankan, saat SD, perlu belajar tentang bagaimana seseorang bersikap, seperti cara mengantre, bagaimana memilah sampah, dan lainnya. “Kita diajarkan di sekolah seperti tidak membuang sampah, tapi di rumah tidak kita terapkan. Diperlukan cara normatif agar kita lebih sadar terhadap alam,” sarannya.

Sementara itu, Kandi Sekarwulan mengatakan, perubahan iklim ini sudah meningkat menjadi krisis iklim. Salah satu indikasinya, yaitu suhu rata-rata kenaikan bumi sudah mencapai 1,5 derajat setiap tahun.

“Krisis iklim sebenarnya terjadi di seluruh bumi, tapi ada negara yang paling banyak kena dampak, Indonesia salah satunya. Banyak pekerjaan di Indonesia terkait alam. Perubahan iklim berdampak kepada manusia, sumber pendapatan hilang,” jelas Kandi.

Kandi menekankan, kaum muda menjadi generasi yang paling rentan terdampak krisis iklim. Maka, pendidikan perubahan iklim sangat penting diterapkan.

Acara climate talk diisi dengan sesi tanya jawab dan diskusi. Kemudian di akhir sesi diskusi Chole menampilkan lukisan bertemakan perubahan iklim yang ia lukis langsung di lokasi acara. Rangkaian kegiatan diakhiri dengan foto bersama semua peserta. (ron/*)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -









VIDEO