spot_img
Selasa, Juni 24, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARATJalin Kerja Sama Sister School, 24 Siswa Korea Selatan Kunjungi Pesantren Alam...

Jalin Kerja Sama Sister School, 24 Siswa Korea Selatan Kunjungi Pesantren Alam Sayang Ibu Dasan Geria

Giri Menang (Suara NTB) – Pesantren Alam Sayang Ibu, Desa Dasan Geria Kecamatan Lingsar Lombok Barat menjadi Benchmark. Banyak sekolah baik dari dalam maupun luar negeri yang datang berkunjung ke sekolah alam ini. Seperti baru-baru ini, sebanyak 24 siswa dari lembaga Hapcheon Peace Korean School (HPKS) Korea Selatan berkunjung kesana.

Kunjungan ini bagian dari pertukaran budaya dan pendidikan siswa dari program Sister School antara kedua sekolah tersebut. Kedatangan mereka langsung diterima oleh Ketua Yayasan Alam Sayang Ibu, Dr. H. Jamaludin Abdullah, M.Ed., bersama Kepala MA Sayang Ibu, Yunani S.Pd.I.

Ketua Yayasan Alam Sayang Ibu, H. Jamaludin Abdullah ditemui di Pondoknya, Sabtu (31/5/2025) menerangkan siswa dari Korea Selatan yang berkunjung ke Pesantren Alam Sayang Ibu sebanyak 24 orang ditambah tiga orang.

“Mereka berkunjung ke Pesantren Alam Sayang Ibu selama tiga hari. Siswa Korea Selatan ini tiap tahun berkunjung ke Pesantren Alam Sayang Ibu. Tahun kemarin mereka berkunjung dan merasa nyaman, akhirnya mereka tiap tahun mau kesini. Kita MOU jadi sister school. Dan Kita rencana balik berkunjung kesana bulan Oktober,” terangnya.

Siswa Korea ini mau menginap di pesantren. Mereka belajar budaya dan kehidupan santri selama di pesantren. Mereka juga ikut Car Free Day di Mataram, sebelum kembali ke Negaranya.

Kepala MA Sayang Ibu, Yunani S.Pd.I., mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari program pertukaran budaya dan pendidikan yang bertujuan memperkenalkan kehidupan pesantren serta nilai-nilai Islam moderat kepada para siswa asing. “Begitu pun sebaliknya, nanti siswa MA Sayang Ibu bulan Oktober 2025 berkunjung ke Korea,” ujarnya, terangnya Jumat (30/5/2025).

Selama kunjungan ke Pesantren, para pelajar Korea mendapat kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para santri. Mereka mengikuti kegiatan belajar-mengajar, serta mempelajari budaya lokal seperti seni musik tradisional, kerajinan tangan, hingga tata cara ibadah dalam lingkungan pesantren.

“Alhamdulillah, kunjungan, sekolah Hapcheon Peace Korean School berkunjung ke Ponpes Sayang Ibu yang kedua kalinya. Mereka tertarik ke Sekolah kami ini karena berbasis alam dan kita sudah melakukan MoU,” katanya.

Diterangkan, bahwa Pelajar Korea ini berada di Ponpes selama 4 hari mulai tanggal 28-31 Mei 2025. Siswa Korea ini, ini juga sekolah alam. Mereka tertarik untuk melakukan kolaborasi untuk bersama-sama memperkenalkan budaya masing-masing. Selain itu, mereka sangat senang bisa belajar langsung dari kehidupan para santri di sini. Ini pengalaman yang sangat berbeda dan membuka wawasan kedua sekolah. “Kita berharap kegiatan ini bisa menjadi jembatan antarbudaya dan memperkuat toleransi,” terangnya.

Selama empat hari, para siswa menampilkan berbagai kesenian, baik dari santri maupun pelajar Korea. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama pendidikan lintas negara yang bertujuan memperkenalkan budaya dan tradisi masing-masing negara.

Selama kunjungan, para pelajar Korea berinteraksi langsung dengan siswa dan warga pesantren, sekaligus belajar tentang sistem pendidikan berbasis alam dan riset yang diterapkan oleh Pesantren Alam Sayang Ibu.

“Mereka sangat tertarik dan kagum dengan konsep sekolah alam yang kita terapkan. Ini menjadi nilai tambah, baik bagi mereka maupun bagi siswa kita yang mendapat kesempatan mengenal langsung budaya Korea,” ujarnya.

“Kedua sekolah kini telah menjadi sister school. Makanya, dengan adanya kegiatan ini terjalin kerjasama dalam membangun generasi muda global yang saling memahami, menghargai budaya masing-masing,” sambungnya.

Untuk diketahui, konsep pendidikan di Pesantren Alam Sayang Ibu meliputi pengelolaan sampah, konservasi tanaman lokal, dan pembangunan dengan prinsip ekologi. Sekolah ini menaungi sekitar 210 siswa dari jenjang MTs dan MA, dan terus mengembangkan pendekatan pendidikan yang menekankan kemandirian, kepedulian sosial, dan keberlanjutan lingkungan. (her)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO